IT TAKES A VILLAGE TO GROW A CHILD

18.27 0 Comments A+ a-

 IT TAKES A VILLAGE TO GROW A CHILD

(KESUKSESAN PRIBADI ADALAH HASIL KERJASAMA BANYAK ORANG)

**

Seorang pembaca saya pernah bertanya, "Pak Pam, nama saya Danny. Saya sudah 10 tahun bekerja dan karier saya sebenarnya ok ok saja. Tapi dari dulu saya terbiasa terpacu menjadi yang terbaik. Sejak SD sampai lulus kuliah (Institut Teknologi Bandung), saya selalu menjadi lulusan terbaik. Waktu itu mudah sekali bagi saya untuk berusaha menjadi yang terbaik. Karena alat ukur yang jelas , nilai ujian! Sementara di tempat kerja sekarang, saya juga ingin menjadi yang terbaik, tapi kadang kadang susah diukur. Ada yang ternyata sekarang kariernya lebih maju daripada saya. I am not the best anymore. What can I do? Saya ingin memacu diri saya sendiri, agar saya tetap menjadi yang terbaik, bukan hanya di sekolah dan universitas dulu, tapi juga sekarang di perusahaan saya. Bagaimana pak?"

**

Kasus yang dialami Danny ternyata sering dialami banyak orang yang "merasa" menjadi the best tapi ternyata tidak mengalami kemajuan yang pesat dalam kariernya. Ada istilah "syndrome of a champion". Orang-orang seperti Danny ini dari kecil menjadi juara kelas, akibatnya dia dikelilingi oleh orang orang yang memuja dan memujinya. Orang tuanya, adik dan kakaknya, teman-temannya, bahkan guru-gurunya. Bagaimana mereka tidak memuji Danny? Dari kecil sampai besar selalu juara kelas. Wajar dong kalau mereka memuji, dan memberikan motivasi kepada yang lain agar meniru Danny.

**

Tetapi kadang kadang hal ini membuat Danny lupa diri. Terbuai dalam pujian. Bagaikan lebah yang berguling guling dalam madu, keenakan, terbuai dan lupa belajar terbang lagi.

Karena untuk maju kita perlu kombinasi yang seimbang antara pujian dan kritik (yang membangun). Bukan hanya pujian! "Feedback is breakfast for a champion!" Kritik membangun adalah sarapan pagi seorang juara!

**

Jadi sebenarnya anda bukan hanya membutuhkan orang yang memuji anda. Anda membutuhkan minimal 3 orang: the champion, the challenger and the cheerleader. Kita bahas yuk!

Saya jadi teringat waktu saya masih SMP, kakak saya yang pertama diterima di 3 Universitas Negeri ternama. Wow! padahal yang lain susah cari tempat kuliah. Saya menjadikannya sebagai rolle model, he is the champion I want to follow. Saya juga ingin diterima di 3 universitas ternama, berarti saya kan tinggal meniru apa yang dilakukan kakak saya (belajar banyak banyak, lebih banyak dari yang lain). Ketika saya meniru kakak saya belajar keras, ternyata saya juga akhirnya diterima di beberapa universitas ternama, bahkan mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Kuncinya ternyata adalah "COPY with PRIDE, but DO IT BETTER"

Jadi, apapun profesi anda, sebaiknya carilah champion, role-model, orang yang sekarang sudah mencapai posisi yang ingin anda capai di masa depan.

Tergantung cita-cita anda, bisa saja CEO, Marketing Director, HR Director atau seorang pengusaha sukses! Pelajari tentang dia, baca artikel tentang dia, baca buku tentang dia, kenalan dengan dia kalau bisa dan tanyakan

"What did you do to get here, apa yang anda lakukan untuk mencapai ke sini."

And after that, remember you have to COPY with PRIDE, DO it and IMPROVE.

**

Next, ternyata selain champion atau role model yang bisa kita tiru, we also need a challenger!

Challenger adalah orang yang selalu memberikan kritik yang konstruktif. Mereka bukan orang yang puas dengan prestasi anda. Mereka adalah orang yang mengharapkan anda selalu perform lebih baik dari yang anda lakukan sekarang.

Waktu saya sekolah, ayah saya adalah challenger saya. Dengan caranya sendiri, ayah saya selalu mem-push agar saya perform better. Ayah saya belum puas kalau saya hanya menjadi Juara 2. Waktu itu saya sedih sekali, tetapi kemudian saya menyadari, ayah saya tahu saya punya potensi menjadi Juara 1. Dan kalau saya hanya menjadi Juara 2 berarti saya tidak berusaha cukup keras dan saya menyia-nyiakan potensi saya sendiri. Akibatnya tahun berikutnya saya belajar lebih keras dari tahun sebelumnya dan akhirnya saya pun menjadi Juara 1.

**

Do you have a challenger in your life? Apakah anda mempunyai challenger dalam karier anda? Bisa saja orang itu adalah boss anda, peer anda, senior anda, coah anda, mentor anda, atau siapapun dia. Asalkan dia bisa mengerti potential anda dan akan mem-push anda untuk meraih mimpi anda.

**

Last but not least, you will also need the cheerleaders.

Seseorang yang selalu bertepuk tangan , menyemangati dan memotivasi kita terutama pada saat spirit dan mental kita sedang down. Wajar, perjalanan mencapai kesuksesan akan berat dan panjang. Tentu kita harus mempunyai supporter yang selalu memotivasi kita. 

Dulu waktu kecil saya menjadikan ibu saya sebagai cheerleader. Ibu saya selalu memuji apapun yang saya lakukan. Dan ini penting untuk menjaga keseimbangan. Bayangkan jika saya selalu mencoba mengejar kakak saya, dan ayah saya selalu men challenge saya dan tidak pernah puas, lama lama saya bisa stress. 

Untungnya ibu saya selalu mengimbangi dengan kasih sayangnya dan memotivasi saya.

Dan berbekal pengalaman itulah, sampai sekarang (tentu saja dengan orang yang berbeda), saya juga selalu mempunyai champion (role model), challenger dan cheerleader! That 's the balance we need.

**

Judul artikel saya hari ini adalah IT TAKES A VILLAGE TO GROW A CHILD

(KESUKSESAN PRIBADI ADALAH HASIL KERJASAMA BANYAK ORANG). Ternyata memang banyak orang yang perlu bekerja sama untuk membantu kita dalam journey kita menuju sukses.

Jadi inilah tiga type yang kita butuhkan untuk mempercepat pengembangan karier kita:

1) The Champions

Orang orang yang sudah mencapai apa yang anda cita-citakan , jadi anda bisa belajar banyak dari mereka bagaimana mereka mencapai itu.

**

2) The Challengers

Orang-orang yang memberikan kritik membangun kepada anda. Mereka tidak pernah puas dengan . apa yang anda capai. Mereka mengerti potensi anda dan mereka akan menchallenge anda untuk mencapai posisi yang terbaik yang anda bisa raih.

**

3) The Cheerleaders

Orang-orang yang memotivasi anda, tersenyum dan tertawa bersama anda, dan selalu memberikan semangan dan spirit pada saat motivasi anda turun.

**

Pertanyaannya, apakah kita sudah mempunyai ketiga-tiganya?

Kembangkan network kita, semoga kita mempunyai ketiga-tiganya agar karier kita semakin berkembang!

**

Salam Hangat


Pambudi Sunarsihanto

Perusak Harga Pasar

21.49 0 Comments A+ a-




Patung Biawak dgn budget 50juta ini bener2 contoh sempurna perusak harga pasar yang tadinya dikendalikan oknum agar patung2 begini budgetnya tetep Milyaran.

Seperti: Patung Gajah Mungkur (Gresik) 1M, Patung Kura-Kura LikeEarth (Sukabumi) 15, 6M, dan patung pesut Mahakam (Samarinda) 1,1M

Di dunia kerja juga sama aj, belasan tahun lalu waktu masih staff dan Gaji 5jutaan suka merhatiin temen2 kantor yang pergi-pulang on time, klo gak ada atasan ngemil, ngegosip dsj, banyak yg bisa dipikirkan dan dikontribusikan biar perusahaan makin produktif & makin untung tapi tidak dilakukan krn ngerasa "kita khan cuma staff, ya kerja sesuai gaji aj".

Mindset seperti ini siapa yang menciptakan dan menularkan?
Merasa staff dan hanya melakukan pekerjaan sesuai jobdesk. 

Boleh gak kaya gt? 
ya tentu saja boleh, tapi apa yakin kehidupan   & karir kalian akan lebih baik dengan memiliki pemikiran seperti itu? karena semua orang melihat aktivitas kita.... atasan, rekan kerja, bawahan, bahkan sistem diperusahaan klo bagus bisa mengukur kinerja orang2 kaya gini. 

Sy termasuk orang yang "Break The Rules" dari mindset seperti tadi. Ibarat standar patung, sy mencoba jadi patung Biawak... walaupun gaji saya cuma 5jutaan saat itu tapi sy coba extra effort utk perusahaan, gak ngebatasin diri tidak mau mengerjakan sesuatu krn ngerasa gaji sy terlalu rendah. Bahkan klo semua kerjaan beres sering ngobrol ke manager minta kerjaan baru, sampe akhirnya pekerjaan tambahan jauh lebih banyak dripada jobdesk aslinya. 

Apa gak rugi? 
buat saya rugi atau tidak cuma masalah mindset cara berpikir.... klo itung2an financial ya rugi, tapi klo itungan "Pengembangan Diri" tentu gak rugi... krn saya sedang menguji batas kapasitas saya dalam melakukan pekerjaan. Owh ternyata sy bisa melakukan banyak hal di saat temen selevel saya cuma melakukan 1-2hal. Kantor sy jadikan Laboratorium utk pengembangan diri. 

Trus ada Kenaikan gaji/karir kah dri melakukan banyak hal? 

Naik gaji iya tapi tidak sebanding (krn cuma naik 100-500rb setiap review) jadi klo mikirin duit bakal sakit hati. 

Yang saya yakini, klo kapasitas sy bertambah.. makin pinter, makin bisa banyak hal, makin produktif, makin bisa ngasi lebih ke perusahaan, duit akan ngikutin.

In the End, wlpn dikantor tersebut gaji gak naik signifikan tapi selalu mendapatkan offering dengan kenaikan signifikan dri kantor2 berikutnya.

Temen seangkatan banyak yg saat ini masih di posisi sama dikantor tersebut, sedangkan sy alhamdulillah sudah dapat kesempatan karir lebih baik dgn penghasilan belasan kali lipat dri mereka. 

So, masih ngebatasin kerjaan krn Gaji? 😁