WHAT DID YOU LEARN FROM YOàUR FAILURES?

16.38 0 Comments A+ a-

 *

Minggu pagi itu, saat saya jalan-jalan tanpa sengaja, saya bertemu dengan seorang teman. Sebut saja namanya Putra, CEO di sebuah perusahaan yang cukup besar di Jakarta. 

“Mas Pam. Wah, lama kita gak ketemu mas. Ngopi yuk.”

Kami pun berjalan sedikit lagi, dan berhenti di sebuah tempat ngopi.

Setelah diskusi banyak hal, termasuk masalah ekonomi dunia, masalah sepakbola dan juga bercanda sana-sini. Saya pun bertanya kepada mas Putra.

“Mas, kalau mas Putra memilih seorang karyawan baru untuk masuk di perusahaan, apa *karakter tertentu yang mas Putra cari*?

“Selain semua proses yang dijalankan, dan semua pertanyaan interview yang biasa dijalankan, saya biasanya bertanya, sebutkan *kegagalan yang pernah kamu alami*, dan *apa yang kamu pelajari*?”

“Semua candidate ditanya itu mas?”

“Saya menanyakan itu dalam semua interview “

“Mengapa mas?”

“Karena kegagalan melambangkan banyak hal….

a) dia orang yang selalu berusaha *mengetest dirinya sendiri* dan *meningkatkan standardnya*, dengan *mendorong dirinya sendiri untuk lebih baik lagi*. Yang tak pernah gagal mungkin nyaman dan tidak mem-push dirinya lagi.

Analogi-nya seperti halnya atlet angkat besi, ada yang puas setelah angkat 70 kg dia terus menerus mengangkat 70 kg, tapi ada yang kemudian berusaha angkat 80 kg, setelah itu 90 kg dan seterusnya.

Saya memerlukan orang yang terus menerus meningkatkan standardnya sendiri, *saya tidak memerlukan mereka yang nyaman berada di zona nyaman*

b) dia *pemberani*, berani mencoba, berani gagal, berani bangkit lagi

c) dia *pembelajar*, berarti dia belajar dari kegagalannya dan meningkatkan dirinya lagi

d) dia adalah seorang *“risk-taker”*, berani mengambil resiko!

Biasanya orang-orang seperti itu yang saya butuhkan dalam pejerjaan yang makin lama makin kompleks”

**

Benar juga ya. Jangan-jangan orang yang tidak pernah gagal adalah orang-orang yang di zona nyaman, mau enaknya saja, dan tidak mau bekerja keras lagi.

Roger Federrer, seorang juara tenis, pernah menyampainan,” Kesempurnaan adalah hal yang tidak mungkin. Bahkan pemain terbaik pun hanya memenangkan sekitar 80% pertandingan mereka, yang berarti mereka sering mengalami kegagalan. Perspektif ini mendorong atlet dan individu untuk *menerima bahwa kegagalan dalah bagian dari perjalanan*, kemudian mereka *mempelajari* kekalahan tersebut untuk *memperbaiki diri*.”

**

“Kalau mas Putra? Kegagalan apa yang pernah mas Putra alami?”

Dia pun bercerita bahwa dulu, dia bekerja di Eropa, dengan gaji yang lumayan, dan tabungan yang cukup besar. Kemudian dengan beberapa temannya , mereka investasi membangun sebuah bisnis. Bisnisnya gagal total, tabungannya habis ludes. Mereka sekeluarga hidup prihatin. Kemudian dia pun melamar kerja sana sini. Setelah mencoba puluhan kali, Dia mendapatkan pekerjaan sebagai seorang manager. Dia bekerja dengan keras (dan cerdas), akhirnya dia pun dipromosi berkali-kali, sampai akhirnya belasan tahun kemudian, menjadi CEO di perusahaan itu.

“Saya belajar bahwa sehebat apapun product secara teknologi, kita tetap perlu memahami pelanggan secara psikologis saat mengembangkan product, dan saat menjual ke mereka. Sekarangaya terapkan hal itu setiap hari”

**

That's the mindset of a winner. Apakah kita bermental juara? Apakah kita selalu mendorong diri kita untuk meningkatkan diri? Atau kita terus menerus berada di zona nyaman? Apa yang kita lakukan kalau gagal? Bersyukur atas kegagalan kita? Atau apakah kita menangis, meratapi nasib kita dan menyerah?

Michelangelo, pelukis pada jaman Renaissance di Eropa pernah berkata," *The danger is not when you set your goal too high and fail. The danger is when you set your goal too low and you achieve it*". Set your objective very high. And then become obsessed with your objective. Work hard and smart for it.

**

Bedanya para juara dan yang lain bukannya para juara selalu sukses dan yang lain pernah gagal. Mereka semua (termasuk para juara) pernah gagal.  Mungkin gagal di latihan atau gagal di pertandingan yang sesungguhnya. Perbedaannya hanya satu: Para juara (The winners) itu kalau gagal akan BANGKIT kembali dan mencoba lagi sampai akhirnya berhasil. Sementara yang lain (The losers) kalau gagal akan berhenti, berputus asa dan menyerah. Which one are you? The winners or the losers?By deciding if you will fight again or by giving up when you fail. Dan ternyata ini juga berlaku dalam berbagai aspek kehidupan . Olahraga, sekolah, karier, bisnis, sales, belajar sesuatu yang baru...etc.

**

Saya sendiri berkali-kali gagal. Di awal karier saya, Berapa kali saya ditolak oleh perusahaan pada saat saya melamar ke sana-sini. Tahun 1993 saya pernah gagal diterima di sebuah perusahaan, tahun 2013 mereka meminta saya menjadi Direktur di perusahaan tersebut. Ternyata yang di terima saat pada tahun 1993, belum menjadi Direktur 😊. Pada saat saya di menjadi consultant, berapa kali saya gagal menjual project saya ke calon customer saya. I was gratefull with all my failures. Kemudian saya belajar dan memperbaiki diri. Saya sangat mensyukuri kegagalan saya itu. Saya belajar dari situ. They made me much stronger. To win, you dont have to succeed with every effort you make.

You just need to train yourself to take the pain that comes as result of failures, rejection or underperformance and keep success in your sight. The faster you get up and move on, the better it will be. And you will gain the unique and invaluable talents and resources needed to keep winning and winning over the long journey for success.

**

Jadi, apa yang harus kita lakukan pada saat gagal?

1) *Terimalah bahwa kegagalan itu biasa terjadi* dan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan

**

2) Terus menerus *visualisasikan goal kita*.

Stay excited and motivated to achive your goal. Focus. Dont get distracted.

**

3) *Push through pain*.

Tahan rasa sakit dan kekecewaan dari kegagalan itu. Bersiap siaplah bahwa kegagalan berikutnya akan datang lagi. Jangan berpikir bahwa kegagalan ini adalah kegagalan terakhir. There will be more...

Just move on and focus on your goal. 

**

4) *Learn from your failures*.

Pelajari dari kegagalan itu. Apa yang kita bisa lakukan dengan cara yang berbeda. Look with different perspective, look from different angle, change the way you do things ....

Diskusilah dengan diri anda sendiri secara Terbuka: Mendiskusikan kegagalan dapat membangun kepercayaan dan menumbuhkan kreativitas serta ketahanan.

Atasi Hambatan: Identifikasi dan atasi hambatan emosional dan fisik yang mencegah pembelajaran dari kegagalan.

Tetapkan Tujuan SMART: Ubah pelajaran yang dipetik menjadi tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terbatasi waktu.

**

5) *And Keep trying*, keep walking, keep running, keep fighting, keep learning, keep training, keep working, keep smilling, keep laughing, keep singing, ignore others, until you achieve your goal.

Teruslah mencoba, teruslah berlari, teruslah berjalan, teruslah berjuang, teruslah berlatih, teruslah belajar, teruslah bekerja, teruslah tersenyum, teruslah tertawa, teruslah menyanyi, jangan hiraukan yang lain . Generate alternatives, coba berbagai cara...sampai kita mencapai tujuan kita.

**

Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto