THE BEST DEFENSE IS A GOOD OFFENSE

17.39 0 Comments A+ a-

 

Octa baru lulus universitas tahun ini, Dia adalah satu di antara 25 ribu pencari kerja yang menyerbu bursa lowongan pekerjaan (Job Fair) yang digelar di Cikarang. Saking padatnya, pengunjung sampai ada beberapa pengunjung yang pingsan. Dan Octa pun belum mendapatkan pekerjaan, meskipun dia besusah payah jauh-jauh pergi ke Cikarang di tengah teriknya matahari. Apa yang harus dia lakukan untuk mendapatkan pekerjaan?

**

Luis Enrique mempunyai “mission impossible”, memimpin team Paris Saint Germain menjadi Juara Champios League (Eropa) dalam final melawan Inter Milan. Paris Saint Germain sudah pernah berpartisipasi 17 kali (antara tahun 1980-2025), dan selalu gagal! Di final, mereka harus melawan Inter Milan yang pernah 3 kali menjadi Juara Champions League. 

Apa yang dilakukan Luis Enrique? Dia menolak untuk bertahan. Dia memutuskan untuk menyerang terus menerus sejak menit pertama. Dan terbukti , sehebat apapun pertahanan Inter Milan, akhirnya jebol juga. Pelatih Paris Saint Germain itu memimpin teamnya menang telak 5-0 di Munich, hari Sabtu yang lalu. George Washington pada tahun 1799 berkata,”Pertahanan yang terbaik adalah menyerang.”.

**

Apa kesalahan Octa? Mengapa dia tidak mendapatkan pekerjaan juga? Karena dia bertahan. Hanya mengirimkan lamaran kemudian menunggu dan menunggu. Itu bertahan! Dan itu dilakukan oleh puluhan ribu pelamar kerja yang lain. Makanya mereka gagal. Seharusnya dia melakukan yang berbeda. Seharusnya dia menyerang! Terus bagaimana prakteknya?

**

a) LEARN ABOUT THE COMPANY

Seperti binatang predator yang mencari mangsa. Coba cari perusahaan apa yang kita ingin bekerja. Buka internet, pelajari laporan keuangan tahunan mereka, pelajari semua informasi yang ada tentang perusahaan tersebut. Kompetisi, tantangan, kegiatan dan tantangan mereka. 

**

b) IDENTIFY HOW YOU CAN HELP THE COMPANY

Dari masalah yang mereka hadapi. Analisa bagaimana kita bisa membantu mereka. Identifikasi, apa yang kita pelajari di universitas (atau pengalaman kita sebelumnya di perusahaan lain atau waktu magang , kalau ada), pengalaman kita berorganisasi, network kita, atau apapun, yang membuat kita bisa membantu mereka.

**

c) WRITE HOW YOU CAN HELP THEM, THEN SEND YOUR APPLICATION

Selalu customize application letter dan CV kita berdasarkan skills kita yang akan relevant dengan permasalahan yang mereka perlukan. Kalau perlu, tuliskan bagaimana kita memecahkan masalah mereka dalam cover letter kita.  Kemudian kirimkan lamaran . Gunakan networking kita atau jalur resmi lainnya. Internet, HRD atau jalur email. Network mempercepat proses, tapi tidak akan menjadi syarat utama. Yang membedakan kita dengan yang lain, adalah mindset kita sebagai “PROBLEM-SOLVER”, bukan hanya minta pekerjaan atau belas kasihan.

**

d) BE PREPARED TO FAIL, SO REPEAT AGAIN

Memang sekarang lagi susah cari pekerjaan. Berarti memang kita harus siap-siap untuk gagal. Bersiaplah gagal berkali kali. Ingat, Paris Saint Germain juga gagal 17 kali sebelum menjadi Juara Liga Champiuons.

Artinya setelah kita mempelajari sebuah perusahaan di sana, dan menyelesaikan pengiriman lamaran kita,, kita harus segera mempelajari dan melamar di perusahaan lain lagi. Terus menerus menyerang dan bukan hanya menunggu dan menunggu.

**

Salam Hangat


Pambudi Sunarsihanto

IT TAKES A VILLAGE TO GROW A CHILD

18.27 0 Comments A+ a-

 IT TAKES A VILLAGE TO GROW A CHILD

(KESUKSESAN PRIBADI ADALAH HASIL KERJASAMA BANYAK ORANG)

**

Seorang pembaca saya pernah bertanya, "Pak Pam, nama saya Danny. Saya sudah 10 tahun bekerja dan karier saya sebenarnya ok ok saja. Tapi dari dulu saya terbiasa terpacu menjadi yang terbaik. Sejak SD sampai lulus kuliah (Institut Teknologi Bandung), saya selalu menjadi lulusan terbaik. Waktu itu mudah sekali bagi saya untuk berusaha menjadi yang terbaik. Karena alat ukur yang jelas , nilai ujian! Sementara di tempat kerja sekarang, saya juga ingin menjadi yang terbaik, tapi kadang kadang susah diukur. Ada yang ternyata sekarang kariernya lebih maju daripada saya. I am not the best anymore. What can I do? Saya ingin memacu diri saya sendiri, agar saya tetap menjadi yang terbaik, bukan hanya di sekolah dan universitas dulu, tapi juga sekarang di perusahaan saya. Bagaimana pak?"

**

Kasus yang dialami Danny ternyata sering dialami banyak orang yang "merasa" menjadi the best tapi ternyata tidak mengalami kemajuan yang pesat dalam kariernya. Ada istilah "syndrome of a champion". Orang-orang seperti Danny ini dari kecil menjadi juara kelas, akibatnya dia dikelilingi oleh orang orang yang memuja dan memujinya. Orang tuanya, adik dan kakaknya, teman-temannya, bahkan guru-gurunya. Bagaimana mereka tidak memuji Danny? Dari kecil sampai besar selalu juara kelas. Wajar dong kalau mereka memuji, dan memberikan motivasi kepada yang lain agar meniru Danny.

**

Tetapi kadang kadang hal ini membuat Danny lupa diri. Terbuai dalam pujian. Bagaikan lebah yang berguling guling dalam madu, keenakan, terbuai dan lupa belajar terbang lagi.

Karena untuk maju kita perlu kombinasi yang seimbang antara pujian dan kritik (yang membangun). Bukan hanya pujian! "Feedback is breakfast for a champion!" Kritik membangun adalah sarapan pagi seorang juara!

**

Jadi sebenarnya anda bukan hanya membutuhkan orang yang memuji anda. Anda membutuhkan minimal 3 orang: the champion, the challenger and the cheerleader. Kita bahas yuk!

Saya jadi teringat waktu saya masih SMP, kakak saya yang pertama diterima di 3 Universitas Negeri ternama. Wow! padahal yang lain susah cari tempat kuliah. Saya menjadikannya sebagai rolle model, he is the champion I want to follow. Saya juga ingin diterima di 3 universitas ternama, berarti saya kan tinggal meniru apa yang dilakukan kakak saya (belajar banyak banyak, lebih banyak dari yang lain). Ketika saya meniru kakak saya belajar keras, ternyata saya juga akhirnya diterima di beberapa universitas ternama, bahkan mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Kuncinya ternyata adalah "COPY with PRIDE, but DO IT BETTER"

Jadi, apapun profesi anda, sebaiknya carilah champion, role-model, orang yang sekarang sudah mencapai posisi yang ingin anda capai di masa depan.

Tergantung cita-cita anda, bisa saja CEO, Marketing Director, HR Director atau seorang pengusaha sukses! Pelajari tentang dia, baca artikel tentang dia, baca buku tentang dia, kenalan dengan dia kalau bisa dan tanyakan

"What did you do to get here, apa yang anda lakukan untuk mencapai ke sini."

And after that, remember you have to COPY with PRIDE, DO it and IMPROVE.

**

Next, ternyata selain champion atau role model yang bisa kita tiru, we also need a challenger!

Challenger adalah orang yang selalu memberikan kritik yang konstruktif. Mereka bukan orang yang puas dengan prestasi anda. Mereka adalah orang yang mengharapkan anda selalu perform lebih baik dari yang anda lakukan sekarang.

Waktu saya sekolah, ayah saya adalah challenger saya. Dengan caranya sendiri, ayah saya selalu mem-push agar saya perform better. Ayah saya belum puas kalau saya hanya menjadi Juara 2. Waktu itu saya sedih sekali, tetapi kemudian saya menyadari, ayah saya tahu saya punya potensi menjadi Juara 1. Dan kalau saya hanya menjadi Juara 2 berarti saya tidak berusaha cukup keras dan saya menyia-nyiakan potensi saya sendiri. Akibatnya tahun berikutnya saya belajar lebih keras dari tahun sebelumnya dan akhirnya saya pun menjadi Juara 1.

**

Do you have a challenger in your life? Apakah anda mempunyai challenger dalam karier anda? Bisa saja orang itu adalah boss anda, peer anda, senior anda, coah anda, mentor anda, atau siapapun dia. Asalkan dia bisa mengerti potential anda dan akan mem-push anda untuk meraih mimpi anda.

**

Last but not least, you will also need the cheerleaders.

Seseorang yang selalu bertepuk tangan , menyemangati dan memotivasi kita terutama pada saat spirit dan mental kita sedang down. Wajar, perjalanan mencapai kesuksesan akan berat dan panjang. Tentu kita harus mempunyai supporter yang selalu memotivasi kita. 

Dulu waktu kecil saya menjadikan ibu saya sebagai cheerleader. Ibu saya selalu memuji apapun yang saya lakukan. Dan ini penting untuk menjaga keseimbangan. Bayangkan jika saya selalu mencoba mengejar kakak saya, dan ayah saya selalu men challenge saya dan tidak pernah puas, lama lama saya bisa stress. 

Untungnya ibu saya selalu mengimbangi dengan kasih sayangnya dan memotivasi saya.

Dan berbekal pengalaman itulah, sampai sekarang (tentu saja dengan orang yang berbeda), saya juga selalu mempunyai champion (role model), challenger dan cheerleader! That 's the balance we need.

**

Judul artikel saya hari ini adalah IT TAKES A VILLAGE TO GROW A CHILD

(KESUKSESAN PRIBADI ADALAH HASIL KERJASAMA BANYAK ORANG). Ternyata memang banyak orang yang perlu bekerja sama untuk membantu kita dalam journey kita menuju sukses.

Jadi inilah tiga type yang kita butuhkan untuk mempercepat pengembangan karier kita:

1) The Champions

Orang orang yang sudah mencapai apa yang anda cita-citakan , jadi anda bisa belajar banyak dari mereka bagaimana mereka mencapai itu.

**

2) The Challengers

Orang-orang yang memberikan kritik membangun kepada anda. Mereka tidak pernah puas dengan . apa yang anda capai. Mereka mengerti potensi anda dan mereka akan menchallenge anda untuk mencapai posisi yang terbaik yang anda bisa raih.

**

3) The Cheerleaders

Orang-orang yang memotivasi anda, tersenyum dan tertawa bersama anda, dan selalu memberikan semangan dan spirit pada saat motivasi anda turun.

**

Pertanyaannya, apakah kita sudah mempunyai ketiga-tiganya?

Kembangkan network kita, semoga kita mempunyai ketiga-tiganya agar karier kita semakin berkembang!

**

Salam Hangat


Pambudi Sunarsihanto

Perusak Harga Pasar

21.49 0 Comments A+ a-




Patung Biawak dgn budget 50juta ini bener2 contoh sempurna perusak harga pasar yang tadinya dikendalikan oknum agar patung2 begini budgetnya tetep Milyaran.

Seperti: Patung Gajah Mungkur (Gresik) 1M, Patung Kura-Kura LikeEarth (Sukabumi) 15, 6M, dan patung pesut Mahakam (Samarinda) 1,1M

Di dunia kerja juga sama aj, belasan tahun lalu waktu masih staff dan Gaji 5jutaan suka merhatiin temen2 kantor yang pergi-pulang on time, klo gak ada atasan ngemil, ngegosip dsj, banyak yg bisa dipikirkan dan dikontribusikan biar perusahaan makin produktif & makin untung tapi tidak dilakukan krn ngerasa "kita khan cuma staff, ya kerja sesuai gaji aj".

Mindset seperti ini siapa yang menciptakan dan menularkan?
Merasa staff dan hanya melakukan pekerjaan sesuai jobdesk. 

Boleh gak kaya gt? 
ya tentu saja boleh, tapi apa yakin kehidupan   & karir kalian akan lebih baik dengan memiliki pemikiran seperti itu? karena semua orang melihat aktivitas kita.... atasan, rekan kerja, bawahan, bahkan sistem diperusahaan klo bagus bisa mengukur kinerja orang2 kaya gini. 

Sy termasuk orang yang "Break The Rules" dari mindset seperti tadi. Ibarat standar patung, sy mencoba jadi patung Biawak... walaupun gaji saya cuma 5jutaan saat itu tapi sy coba extra effort utk perusahaan, gak ngebatasin diri tidak mau mengerjakan sesuatu krn ngerasa gaji sy terlalu rendah. Bahkan klo semua kerjaan beres sering ngobrol ke manager minta kerjaan baru, sampe akhirnya pekerjaan tambahan jauh lebih banyak dripada jobdesk aslinya. 

Apa gak rugi? 
buat saya rugi atau tidak cuma masalah mindset cara berpikir.... klo itung2an financial ya rugi, tapi klo itungan "Pengembangan Diri" tentu gak rugi... krn saya sedang menguji batas kapasitas saya dalam melakukan pekerjaan. Owh ternyata sy bisa melakukan banyak hal di saat temen selevel saya cuma melakukan 1-2hal. Kantor sy jadikan Laboratorium utk pengembangan diri. 

Trus ada Kenaikan gaji/karir kah dri melakukan banyak hal? 

Naik gaji iya tapi tidak sebanding (krn cuma naik 100-500rb setiap review) jadi klo mikirin duit bakal sakit hati. 

Yang saya yakini, klo kapasitas sy bertambah.. makin pinter, makin bisa banyak hal, makin produktif, makin bisa ngasi lebih ke perusahaan, duit akan ngikutin.

In the End, wlpn dikantor tersebut gaji gak naik signifikan tapi selalu mendapatkan offering dengan kenaikan signifikan dri kantor2 berikutnya.

Temen seangkatan banyak yg saat ini masih di posisi sama dikantor tersebut, sedangkan sy alhamdulillah sudah dapat kesempatan karir lebih baik dgn penghasilan belasan kali lipat dri mereka. 

So, masih ngebatasin kerjaan krn Gaji? 😁



 

ACHIEVEMENT IS A TEAMWORK

17.43 0 Comments A+ a-

Minggu lalu saya sempat bertemu dengan seorang anak muda yang inspiring. Sebut saja namanya Ellodie, seorang General Manager di sebuah perusahaan di Jakarta, usianya baru 32 tahun, gajinya 82 juta.

Keren juga ya, gajinya 50 juta lebih daripada usianya. Berapa orang ya di antara pembaca saya yang gajinya 50 juta lebih besar daripada usianya ya? (Berarti kalau usia 40 tahun, gajinya 90 juta, usia 50 tahun, gajinya 100 juta …etc).  Saya mengerti bahwa gaji bukan satu-satunya kriteria keberhasilan, tetapi salah satunya. Your salary is how the market value your skills! Jadi kalau merasa gajinya kurang, ya kita harus rajin belajar dan training untuk menambah skills kita.

**

Anyway, itu saya bertemu dengan Ellodie di Société di Sarinah, Thamrin. Nama panggilannya Elle. Sambil menunggu minuman kami datang, Kami pun ngobrol. “Terima kasih lho Pak Pam, sudah menyempatkan waktu untuk ngopi dan ngobrol”

“Its ok, I am happy to do this. Often, I learn a lot also”

Dia menceritakan beberapa challenge di pekerjaannya, dan kami pun berdiskusi dan explore beberapa alternative,. Dia kelihatan happy dengan beberapa alternative solusi itu.

“By the way,” saya meneruskan,”Saya juga kagum lho dengan achievementmu. Pada usia 32 tahun, sudah mencapai karier ya sebagus ini. Menjadi General Manager dengan gaji yang sangat lumayan, di sebuah perusahaan yang sebesar ini.”

“Thanks, Pak. Saya belajar banyak dari artikel-artikel Pak Pam yang saya baca di LinkedIn bapak setiap senin pagi. Terima kasih.”

“Menurut Elle, whay you did right to make you achieve this?”

“Sebenarnya bukan saya aja sih Pak. *Everything is a team achievement*.”

“Maksudnya?”

Dan Elle pun mulai bercerita

**

Sejak kecil papa-mama Elle sangat mendukung study Elle. Mendorong dia berorganisasi, banyak-banyak cari internship. That’s a teamwork between her and her parents. 

Saat lulus, Elle sudah mempunyai bekal ijazah yang OK, dan beberapa pengalaman berorganisasi, serta dua Bahasa asing. Elle diterima menjadi management trainee di sebuah perusahaan pada usia 23 tahun. Sejak saat itu dia bekerja dengan tekun, dan mendapatkan promosi setiap 2-3 tahun, kadang di perusahaan yang sama, kadang di perusahaan yang berbeda. Sampai dia mencapai level seperti ini.

**

“Wow, keren juga. Terus bagaimana di tengah persaingan yang sulit ini (untuk mendapatkan pekerjaan, atau persaingan untuk dipromosi di perusahaan), karier Elle bisa maju seperti ini?”

“Saya tahu, banyak yang punya ijazah seperti saya, mempunyai pengalaman berorganisasi seperti saya. Bahkan saat saya bekerja keras, ada yang lain yang bekerje sekeras saya atau bahkan lebih keras daripada saya. Kemudian saya bertanya pada boss saya. Apa yang bisa menjadikan saya lebih dari ya lain. Jawabannya adalah *teamwork*.”

“Dan sejak itu, Elle selalu menerapkannya?”

“Akhirnya saya mengerti, kuncinya pada teamworking sih Pak. Saya percaya tidak ada achievement yang bisa dicapai sendirian. Pasti perlu teamworking. Itu yang selalu saya terapkan. Di posisi manapun, sejak saya jadi Management Trainee sampai saya jadi GeneraL Manager sekarang, saya focus pada itu. Jadi saya focus pada membantu orang lain (atau team lain untuk mencapai objective mereka). Dan ternyata dengan membantu mereka , akhirnya sangat membantu mencapai objective saya sendiri. 

Sementara saya lihat yang lain terlalu focus pada dirinya sendiri (atau pada gadget atau laptopnya) ya mereka akhirnya juga gak dibantu orang lain (atau team lain), dan akhirnya pencapaian mereka tidak maximal. Di organisasi, di perusahaan, semua hanya bisa dicapai dengan teamworking kan Pak?”

**

Di Afrika, ada pepatah “It takes a village to grow a child”. 

Kalimat  “dibutuhkan satu desa untuk membesarkan seorang anak” berasal dari sebuah peribahasa Afrika dan menyampaikan pesan bahwa membesarkan seorang anak merupakan upaya bersama yang melibatkan banyak orang dan kelompok yang berbeda. Hal ini menekankan keyakinan bahwa keterlibatan kolektif masyarakat sangat penting dalam menyediakan lingkungan yang aman dan sehat bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang. Dan ini berlaku juga di pekerjaan, sebuah pekerjaan yang kompleks pasti membutuhkan Kerjasama dari banyak orang dan beberapa team untuk mencapai sukses yang diharapkan.

**

Jadi bagaimana Elle menerapkan hal itu dalam pekerjaan sehari-hari.

Elle menjelaskannya dalam beberapa Langkah sederhana.

a) Build *RELATIONSHIP*

Mau gak mau, hahahihi, bercanda, bergaul, kadang hang-out itu wajib. Dengan itu kita membangun hubungan yang baik, dan akan sangat membantu bila kita membutuhkan bantuan apapun dalam pekerjaan. Sebelum focus di content (isi perkerjaan), kita harus membangun context (hubungan/relationship yang positif). Dari relationshop kemudian diteruskan ke berkomunikasi dengan baik dan positif.

**

b) Know your team and *HELP THEM*

Banyak yang main sodok, dan langsung aja minta bantuan, minta data, minta informasi. Dan seringkali tidak mendapatkan apa yang diperlukan. Lupa bahwa untuk mendapatkan sesuatu, seringkali kita perlu mengenal orang lain dengan baik, dan membantu mereka sebisa kita, dalam lingkup kita. Apapun itu, yang kita  bisa bantu. Kalau kita bisa membantu, pasti mudah untuk mendapatkan bantuan orang lain.

**

c) Focus on *TEAM ACHIEVEMENT*

Ingat, dalam permainan olahraga, kalau team kita menang, kita juga menang. Dan itu juga berlaku di pekerjaan. Berarti di awal tahun, kita mengerti apa objective dari seluruh team. Dan kita bekerja keras untuk memastikan bahwa objective team akan tercapai! Bukan hanya objective kita sendiri. Saat kita mengerti dan melaksanakan hal ini, biasanya karier kita akan berkembang lebih pesat.

**

d) Challenge and propose *NEW IDEAS* to your team

Team member yang keren bukan hanya ikut arus, dan mengerjakan yang sudah biasa dilakukan, tetapi juga menganalisa dan propose (menawarkan) ide ide baru agar team lebih efektif dan mencapai hasil yang lebih baik lagi. Kadang ide diterima, kalau tidak ya jangan putus asa, teruskan dan propose ide-ide yang lain lagi.


**

Acara ngopi yang sangat menarik dan produktif itu, akhirnya sampai pada akhirnya juga. 

Terima kasih Elle, untuk sharing-nya, dan sampai ketemu lagi.

**

 Salam Hangat

Pambudi Sunarsihanto

Seni Menjual Diri

14.08 0 Comments A+ a-