10 Kunci Sukses Stanley

20.48 0 Comments A+ a-

Menurut Riset Stanley berikut ini adalah 10 faktor teratas yang akan mempengaruhi *KESUKSESAN* :

1. Kejujuran (Being honest with all People)
2. Disiplin keras (Being well-disciplined)
3. Mudah bergaul (Getting along with People)
4. Dukungan pendamping (Having a supportive spouse)
5. Kerja keras (Working harder than most people)
6. Kecintaan pada yang di kerjakan (Loving my career/business)
7. Kepemimpinan (Having strong Leadership qualities)
8. Kepribadian kompetitif (Having a very competitive spirit/Personality)
9. Hidup teratur (Being very well-Organized)
10. Kemampuan menjual Ide (Having an ability to sell my Ideas/Products)




Saat Leadership Ibarat Latihan di Gym

21.07 0 Comments A+ a-


Beberapa kali ikut acara di komunitas dengan pembicara salah satu HR Direktur top di salah satu perusahaan terbaik Indonesia, Pak Pambudi Sunarsihanto. Dari dua event terakhir yang saya ikuti bersama Beliau, ada satu tema yang selalu Beliau sisipkan “To Be Great Leader You Need To Inspire Your Team”. Saya setuju dengan hal tersebut, simbal bertanya-tanya, “bagaimana menginspirasi team kita?” Sayangnya dua event terakhir yang saya ikuti, Beliau tidak memiliki kesempatan waktu panjang untuk menjelaskan cara menginspirasi team.

My curiosity membawa saya untuk mempelajari lebih jauh buku-buku leadership. Dan bertemulah saya dengan satu definisi yang saya kira mendekati dengan wisdom yang disampaikan oleh pak Pambudi. Definisi tersebut berasal dari Dwight D Esienhower, “Leadership is the art for getting someone else to do something you want done because he wants to do it”. Bukankah orang yang terinspirasi oleh seseorang akan melakukan apa yang diminta inspiratory-nya karena kerelaan hati, bukan paksaan.

Lebih jauh mencari jawaban atas inspire others, ketemulah saya dengan lima tantangan leadership dari Pozner dan Kauzen. Dari lima tantangan tersebut ketemulah saya cara untuk menginspirasi team kita, yaitu dengan mempraktekan lima komitmen berupa Model The Way, Inspire a Share vision, Challenge The Process, Enable Others To Act dan Encourage The Heart.

Teorinya untuk menginspirasi orang lain itu sangat lah mudah, tantangan sebenarnya adalah saat mempraktekan ke lima komitmen tersebut. Saya berharap bahwa saat mulai mempraktekan kelima komitmen tersebut, akan langsung mendatangkan hasil dengan terinspirasinya team. Namun harapan tinggalah harapan, yang begitu tidak terjadi.

Benar apa yang dikatakan oleh Pozner dan Kauzen, bahwa leadership bukanlah kepribadian yang dibawa semenjak kecil, namun leadership adalah perilaku atau aksi yang dilakukan secara berulang-ulang dan konsisten. Jika saya ibaratkan, akhirnya menginspirasi seseorang ibarat kita pergi ke Gym.  Saat kita pergi ke Gym, kita mengharap badan kita sekembalinya dari Gym menjadi berotot. Namun saat kita melihat ke cermin, kita sadar bahwa tidak ada perubahan apapun di tubuh kita. Begitu juga dengan mempraktekan leadership untuk menginspirasi orang lain, saat kita menginspirasi orang lain dengan mempraktekan ke lima praktek tersebut, kita berharap team kita langsung terinspirasi. Namun saat kita melihat lagi ke team kita, kita mulai bertanya “kok tidak ada yang terinspirasi?”

Di sanalah saya tersadar, bahwa untuk membentuk otot yang berisi orang perlu datang berulang kali, berlatih secara benar dan disiplin, dan latihan ratusan jam. Bukankah Dwayne “The Rock” Johnson mendapatkan bentuk tubuhnya yang sekarang dari memulai latihan di usia 13 tahun. Begitu juga dengan inspiring others, teruslah berdisiplin untuk melakukan berulang-ulang kali. Dan lihatlah hasilnya kemudian

Berkah Selalu

N Kuswandi

Tips to develop

04.38 0 Comments A+ a-


WHAT'S THE DIFFERENCE BETWEEN YOU & TONY ROBBINS?

01.18 0 Comments A+ a-


Saat ini saya melihat ada suatu kesalah pahaman paradigma dalam industry coaching di Indonesia.

Saya ga tau ini bermula darimana, tapi ini lah yang membuat industry coaching di Indonesia stagnan.

Tidak ada inovasi-inovasi baru.

Mungkin banyak dari kita yang sejak kecil dulu ditanamkan mindset mengejar gelar seperti sarjana, magister, doktor dll.

Saya sama sekali tidak menentang untuk sekolah setinggi-tingginya.

Namun yang saya larang adalah mindset sekolah hanya untuk mengejar suatu gelar atau sertifikat, bukannya ilmu yang didapat.

Dan saya melihat ini terjadi juga di industry consulting dan coaching Indonesia.

Dimana banyak sekali coach yang terobsesi mengejar sertifikasi macam-macam untuk diletakkan dibelakang nama mereka.

PADAHAL.

Klien anda tidak peduli dengan segala macam sertifikasi itu.

Yang mereka pedulikan hanya satu, yaitu.

RESULT!

Apakah anda bisa membantu mereka menyelesaikan permasalahan mereka?

Apakah anda bisa menuntun mereka dari current situationnya menuju desired situation yang mereka inginkan?

Pagi tadi, saya iseng googling tentang sertifikasi untuk menjadi seorang life coach.

Saya menemukan ada organisasi yang bernama ICF atau International Coach Federation.

Saat ini banyak sekali coach yang merasa bahwa untuk membantu orang lain mereka harus mendapat credential dari organisasi seperti ini.

Padahal sertifikasi seperti ini hanyalah suatu bisnis yang dibuat untuk  mengisi demand kebutuhan akan 'gelar'.

Intinya, anda tidak perlu sertifikasi macam-macam untuk bisa membantu orang lain.

Tentu anda tahu Tony Robbins.

Coach paling sukses di dunia.

Tony Robbins pernah bercerita.

Saat dia pertama kali belajar tentang Neuro Linguistic Programing (NLP).

Dia mendaftarkan dirinya untuk training course selama 6 bulan.

Baru beberapa hari saja, dia sudah jatuh cinta dengan NLP.

Dia menyerap ilmu itu sangat cepat dan langsung ingin membantu semua orang dengan ilmu barunya.

Trainernya berkata.

"Hey Tony, tidak boleh karena kamu belum punya sertifikat"

Tony berkata.

"Sertifikat? saya tahu bagaimana cara membantu orang lain, ayo kita bantu"

Malam itu juga, dia keluar dari kamar hotelnya. menuju restoran terdekat dan mulai membantu orang untuk berhenti merokok dan melakukan hal-hal luar biasa lainnya.

Tony dikeluarkan dari program pelatihan itu karena dia praktek tanpa sertifikat.

and the rest is history...

Saat ini dia membantu dan merubah hidup jutaan orang menggunakan NLP.

Semuanya dilakukan tanpa sertifikat.

Dia tidak peduli dengan segala gelar dan sertifikat itu.

Yang dia pedulikan hanya satu yaitu memberikan RESULT terbaik bagi kliennya.

Semua tenaga dan pikirannya di curahkan untuk bisa memberikan itu.

Dan ini membuat programnya tidak tertandingi.

Saya sendiri memiliki gelar MBA.

Namun klien saya tidak peduli apakah saya punya gelar MBA dari Harvard University sekalipun.

Karena yang mereka pedulikan adalah RESULT yang bisa saya berikan untuk bisnis mereka.

Klien saya tidak peduli perjuangan tenaga, pikiran dan uang yang saya curahkan untuk mendapatkan knowledge dan skill ini.

Yang mereka pedulikan hanya apakah saya mampu membuat bisnis mereka ke level selanjutnya.

Jadi, tinggalkanlah paradigma lama.

Dan berfokuslah untuk memberikan RESULT terbaik bagi klien anda.

BECAUSE YOUR RESULT IS YOUR CERTIFICATION.
Radi R.

PERAMPOK CERDAS

07.57 0 Comments A+ a-



Perampok berteriak kepada semua orang di bank :

” Jangan bergerak! Uang ini semua milik Negara. Hidup Anda adalah milik Anda ..”

Semua orang di bank kemudian tiarap.

Hal ini disebut “Mind changing concept – merubah cara berpikir“.

Semua orang berhasil merubah cara berpikir dari cara yang bisa menjadi cara yang kreatif.

Salah satu nasabah yang sexy mencoba merayu perampok. Tetapi malah membuat perampok marah dan berteriak, ” Yang sopan mbak! Ini perampokan bukan perkosaan!”

Hal ini disebut ” Being professional – bertindak professional“. Fokus hanya pada pekerjaan sesuai prosedur yang diberikan.

Setelah selesai merampok bank dan kembali ke rumah, perampok muda yang lulusan MBA dari universitas terkenal berkata kepada perampok tua yang hanya lulusan SD ” Bang, sekarang kita hitung hasil rampokan kita”.

Perampok tua menjawab. ” Dasar bodoh, Uang yang kita rampok banyak, repot menghitungnya. Kita tunggu saja berita TV, pasti ada berita mengenai jumlah uang yang kita rampok.”

Hal ini disebut “Experience – Pengalaman“. Pengalaman lebih penting daripada selembar kertas dari universitas.

Sementara di bank yang dirampok, si manajer berkata kepada kepala cabangnya untuk segera lapor ke polisi. Tapi kepala cabang berkata, ” Tunggu dulu, kita ambil dulu 10 milliar untuk kita bagi dua. Nanti totalnya kita laporkan sebagai uang yang dirampok.”

Hal ini disebut “Swim with the tide – ikuti arus“. Mengubah situasi yang sulit menjadi keuntungan pribadi.

Kemudian kepala cabangnya berkata,” Alangkah indahnya jika terjadi perampokan tiap bulan.”

Hal ini disebut “Killing boredom – menghilangkan kebosanan“. Kebahagiaan pribadi jauh lebih penting dari pekerjaan Anda.

Keesokan harinya berita di TV melaporkan uang 100 milliar dirampok dari bank. Perampok menghitung uang hasil perampokan dan perampok sangat murka. “Kita susah payah merampok cuma dapat 20 milliar,orang bank tanpa usaha dapat 80 milliar. Lebih enak jadi perampok yang berpendidikan rupanya.”

Hal ini disebut sebagai “Knowledge is worth as much as gold – pengetahuan lebih berharga daripada emas“.

Dan di tempat lain manajer dan kepala cabang bank tersenyum bahagia karena mendapat keuntungan dari perampokan yang dilakukan orang lain.

Hal ini disebut sebagai “seizing opportunity – berani mengambil risiko“.

Selamat mencermati kisah diatas. Meski  mengandung humor namun ada point-point yang bisa kita tangkap dari humor bisnis di atas...

Apakah anda bisa melihat, mengapa bangsa ini selalu ada keributan ?

Kisah Perampokan diatas, adalah representing segala sesuatu yg terjadi di Negara ini.

Design Sprint

13.05 0 Comments A+ a-

*Memahami Google Design Sprint Demi Kesuksesan Bisnis*

Apakah Anda sudah sering mendengar istilah Design Sprint sebelumnya? Jika ya, kemungkinan besar, Anda adalah orang yang bekerja untuk sebuah perusahaan khususnya startup yang bergerak di bidang e-commerce atau Anda sendiri adalah CEO dari startup yang baru saja Anda kembangkan bersama teamwork Anda. Mungkin, Anda mendengar istilah ini dipakai di mana-mana, di banyak startup yang sudah sukses. Memang istilah yang dipakai untuk menamai sebuah metode bisnis ini bisa mengarahkan Anda pada kesuksesan bisnis Anda. Bagaimana caranya? Apa Design Sprint itu sebenarnya? Baca artikel kami satu ini!

*Definisi Design Sprint*

Design Sprint adalah lima langkah kerja yang bisa membantu perusahaan untuk membuat produk berdasarkan pemahaman akan design thinking.Design Sprint ini dibuat oleh Jake Knapp dari Google Venture pada tahun 2010 dan kini banyak sekali dipakai oleh berbagai perusahaan di seluruh dunia.
Kerangka kerja Design Sprint diberlakukan dalam proses lima hari. Dalam waktu 5 hari tersebut, setiap anggota dalam tim akan berdiskusi satu sama lain sehingga dapat menghasilkan gagasan masing-masing yang kemudian akan digunakan untuk eksekusi proyek bisnisnya. Metode ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis dari sebuah business plan dengan membuat desain, menciptakan prototype (bentukan awal, atau reka bentuk produk mula-mula), dan juga menguji ide bisnis tersebut kepada user atau customer.
Pertanyaan yang kerap kali muncul soal Design Sprint adalah, kapan sebenarnya Design Sprint perlu digunakan? Sebenarnya, jawabannya adalah setiap saat ketika Anda atau perusahaan Anda sedang dalam proses mendesain seperti berikut:

Di awal proyek bisnis. Penerapan Design Sprint dilakukan untuk menentukan apa yang ingin ditawarkan lewat produk Anda atau saat Anda ingin menciptakan suatu visi bersama

Bila Anda atau perusahaan Anda sedang mengalami kebuntuan atau hambatan bisnis

Bila teamwork Anda sedang butuh suntikan saat memproses pembangunan sesuatu agar cepat selesai sesuai target deadline

Pada bagian penjelasan selanjutnya, kami akan menuntun Anda untuk memahami langkah demi langkah setiap harinya yang perlu dikerjakan jika Anda ingin menerapkan Design Sprint dari Google ini.

*Cara Kerja Design Sprint*

Sebelum Anda mengikuti langkah-langkah Design Sprint yang akan kami paparkan berikut, Anda memerlukan beberapa pernak-pernik kelengkapan saat melakukan meeting bersama teamwork Anda. Apa saja logistik yang perlu Anda persiapkan?

● Sticky Notes (Kertas berbagai warna yang bisa ditempelkan di papan)

● Voting Dot Stickers (Kumpulan sticker warna-warni yang bisa jadi penanda pilihan voting)

● Alat Tulis dan Buku Catatan (Berwarna-warni lebih bagus, agar teks lebih menarik disimak)

● Papan Tulis (semacam White Board, beserta Marker baik Spidol maupun Penghapusnya)

Barang-barang ini nantinya akan digunakan seperti pada gambar yang kami ambil dari Sprint Stories tim UN World Food Programme berikut ini:
Selain menyediakan benda-benda di daftar tersebut, Anda tentunya juga harus memikirkan di mana lokasi yang tepat untuk melakukan rapat atau diskusi Anda bersama teamwork. Pilihlah lokasi yang kondusif, jangan tempat umum yang ramai orang sehingga para peserta rapat dapat dengan mudah terdistraksi atau terpecah konsentrasinya. Anda juga mungkin ingin menyediakan snack dan the agar diskusi Anda tetap santai walau serius, sehingga ide-ide yang kreatif dan efektif bisa bermunculan dari anggota teamwork Anda.
Selanjutnya, Anda perlu tahu aturan dari pelaksanaan Design Sprint ini. Berikut adalah aturannya:

Team Leader dalam sebuah business project-nya disebut sebagai _Sprint Master_. Dalam menggunakan Metode Sprint Design, Sprint Master ini wajib hadir pada setiap proses diskusi yang berlangsung.

Sprint Master tidak harus CEO atau pimpinan perusahaan atau managerasal dia memiliki kemampuan dalam memimpin sebuah tim. Kemampuan tersebut seperti tanggung jawab, sikap adil, memahami masalah yang dibahas, mudah dalam mengambil keputusan, dan hal-hal leadership lainnya.

Setidaknya harus ada 3 orang atau lebih dalam proses diskusi Design Sprint . Hal ini karena tujuan Design Sprint adalah pertukaran ide atau gagasan.

Seorang Sprint Master akan menentukan dan mengambil keputusan terhadap gagasan yang diberikan oleh setiap individu dalam tim.

Baik, semuanya telah siap. Sekarang, Anda dapat beralih ke eksekusi Design Sprint. Lakukan 5 langkah penting yang kami paparkan berikut ini!

*Hari Pertama: Pahami (Understanding)*

Pada hari pertama, tahap yang Anda harus lakukan adalah memahami setiap komponen masalah yang ada di proyek Anda. Seluruh komponen tersebut termasuk business goals, siapa stakeholder Anda, bagaimana kebutuhan pengguna Anda, dan sampai batas apa kapasitas Anda (bagi yang bergerak di bidang IT yaitu kapasitas teknologi yang ada).
Memang suatu strategi bisnis bagi suatu proyek bisnis memerlukan adanya pemahaman yang menyeluruh dan mendalam. Setiap anggota Design Sprint yang terlibat perlu mengerti apa yang sedang dikerjakan dan perlu juga mendapat impact berguna. Hal yang sama juga berlaku pada klien atau user, impact harus mereka dapat.
Mengenai stakeholder, seluruh anggota Design Sprint harus mengenali siapa stakeholder mereka. Selain stakeholder, pemeran ketiga lainnya seperti customer atau user juga perlu dikenali dan diperhatikan dengan baik. Misalnya, produk yang akan dibuat adalah mobile app, maka pertanyaan utamanya adalah apakah mobile app ini akan berguna bagi semua mayoritas pengguna mobile device yang ada. Jadi, wawasan psikologi-sosial manusia juga diperlukan untuk lebih memahami kebutuhan dan keinginan baik stakeholder maupun user yang ada.
Ada beberapa teknik spesifik yang biasa dilakukan dalam tahap pertama Design Sprint ini. Berikut adalah teknik-teknik itu:

● Wawancara terhadap user/ customer baik di kantor perusahaan Anda, di luar kantor atau di tempat kerja mereka. Hal ini dilakukan untuk lebih memahami konteks dan permasalahan mereka secara terperinci

● Membuat focus group dengan user/ customer di mana Anda mencoba memahami kebutuhan dan masalah mereka dalam setiap user’s journey yang dialami selama ini

● Membuat focus group dengan customer service dari perusahaan Anda. Mereka sebenarnya merupakan orang-orang yang paling mengetahui atau mengenal user/ customer soal permasalahan platform yang terjadi.

● Mengadakan survey untuk memahami konteks teknologinya, kebutuhan dan masalah dari orang-orang

● Analisis masalah yang ada dari semua online tools/ metric untuk memahami masalahnya baik secara kualitatif maupun kuantitatif

*Hari Ke-2: Kembangkan (Diverge)*

Pada tahap “Kembangkan” di hari ke-2 ini, Anda dan tim harus mendefinisikan atau mencarikan solusi dari permasalahan (yang sudah sempat dibahas di tahap sebelumnya “Pahami”). Pada tahap ini pula harus ditemukan kunci strategi dari masalahnya agar fungsi problem solving terlaksana.
Hal lain yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah, usahakan Anda membatasi luas masalahnya, jangan melebar ke mana-mana. Coba untuk fokus pada masalah yang semula sudah dirumuskan bersama-sama. Jika ada masalah-masalah lain yang timbul, coba ukur tingkat keperluannya atau urgency-nya, bila tak terlalu berdampak coba abaikan saja.

*Hari ke-3: Putuskan (Decide)*

Pada tahap “Putuskan” di hari ke-3 ini, seluruh anggota tim akan berdiskusi untuk menentukan ide-ide yang terbaik. Ide-ide tersebut nantinya akan diimplementasikan ke dalam proyek bisnis Anda. Hampir setiap orang harus menyampaikan gagasan yang unik atau berbeda pada tahap satu ini. Kemudian, semua ide atau gagasan itu akan diputuskan berdasarkan sistem voting. Jika Anda menggunakan dot stickers, setiap orang menempelkan satu dot sticker ke kertas sticky notes berisi gagasan yang mereka anggap terbaik. Setelah itu, hitung mana suara terbanyak dan itulah ide yang akan dieksekusi di tahap-tahap berikutnya hingga proyek berhasil. Terakhir, buat gambaran atau sketsa dari proyek tersebut yang akan dieksekusi lebih lanjut nantinya.

*Hari ke-4: Buat Prototype (Create Prototype)*

Pada tahap “Prototype” di hari ke-4, Anda dan tim akan memproses penciptaan produk mula-mula sebagai tester. Developer akan berkumpul untuk mendiskusikan lalu membuat rancangan nyata dari suatu produk sehingga nantinya bisa diadakan demo pada user dalam tahap berikutnya. Tahap ini memang yang tersulit, apalagi Anda harus menekan biaya karena produk yang dibuat bukan hasil akhir, hanya gambaran atau percobaan namun tetap harus teliti sehingga tanggapan user di tahap terakhir nanti bisa positif (tidak ditolak secara mentah-mentah).

*Hari ke-5: Validasi (Validate)*

Pada tahap “Validasi”di hari terakhir ini, prototype produk yang sudah Anda dan tim buat akan diuji dan dinilai oleh para user. Inilah yang dimaksud dengan validasi. Anda memerlukan validasi dari end user tersebut. Pengujian ini sangat penting untuk dilakukan oleh user yang tepat. Maksud dari user yang tepat adalah seseorang yang memiliki wawasan atau keahlian cukup di bidang terkait produk yang akan dirilis. Bisa jadi, mereka adalah pengamat IT bagi Anda yang ingin meluncurkan teknologi terkini. Pengujian tidak boleh dilakukan oleh developer dari perusahaan Anda sendiri karena hasil penilaiannya pasti akan bersifat subjektif dan kurang jelas (sebab Developer hanya bisa mengira-ngira kekurangan apa yang ada pada produk). Penguji yang baik dapat mewakili perasaan atau kebutuhan dan keinginan semua user lainnya.

*Manfaat Design Sprint*

Sebenarnya ada banyak manfaat yang bisa Anda raih bagi bisnis Anda jika Anda melaksanakan Design Sprint ini. Berikut kami memaparkan lima di antaranya:

*Solusi Simple Untuk Tantangan Bisnis yang Kompleks*

Sejak awal, Anda bisa membagikan gagasan dengan bebas bersama para stakeholders Anda dalam menciptakan dan membuat visi bersama, khususnya membicarakan potensi kegagalan maupun kesuksesan Design Sprint Anda dengan bebas. Inilah alasan utama mengadakan Design Sprint, untuk menemukan sebanyak mungkin poin-poin kelemahan dari business project Anda dan menemukan bersama-sama bagaimana solusi terbaiknya. Bila diiringi dengan komunikasi yang efektif, Design Sprint ini juga bisa memperkirakan kendala apa yang akan ada pada produk bisnis ini dan melakukan validasi ke klien. Tingkat kemudahan dalam melakukan Design Sprint juga bergantung pada bidang yang digeluti dan lingkungan yang terbentuk.

*Hasil Cepat dan Efektif*

Kelebihan lainnya yang didapat dari pelaksanaan Design Sprint adalah hasilnya yang cepat dan efektif. Di era serba cepat dan digital ini, semua hal butuh solusi cepat. Semua perusahaan berlomba-lomba mengatasi masalah atau menangani tantangan bisnisnya secepat mungkin dan seefisien mungkin. Beberapa perusahaan besar bahkan menyewa pakar atau ahli dari luar instansinya untuk mencarikan solusi bagi perusahaannya. Hal ini dikarenakan semakin besar suatu perusahaan, akan semakin sulit birokrasi yang ada, birokrasi ini bisa menghambat. Penyelesaian masalah yang ada jadi lambat, tidak seperti perusahaan-perusahaan rintisan semacam startup. Contohnya pada Spotify. Perusahaan yang menyediakan jutaan lagu digital yang bisa diakses streaming baik secara gratis atau membayar akun premium ini mampu melakukan business maintaining dengan team kecil yang fokus. Mereka juga melaksanakan Design Sprint dengan baik untuk menghasilkan produk mereka yang kini telah dipakai oleh 75 juta pengguna di seluruh belahan dunia.

*Resiko yang Lebih Kecil*

Apa yang dimaksud dengan resiko yang lebih kecil pada Design Sprint? Intinya, dengan melaksanakan Design Sprint ini, Anda memotong budget dan mempersingkat waktu dalam mengeksekusi ide bisnis Anda. Bayangkan, Anda bisa mempersingkat waktu pengembangan yang tadinya harus berbulan-bulan dan melakukan pengujian atau user testing hanya dalam beberapa hari saja. Design Sprint memang merupakan metode yang luar biasa bagus. Semakin cepat Anda membuat prototype Anda, semakin cepat pula Anda bisa melakukan validasi ke para investor, klien, atau stakeholder Anda.

*Kolaborasi yang Efisien dan Demokratis*

Design Sprint ini bisa mendorong terbentuknya kolaborasi dari berbagai macam kelompok orang yang memiliki kemampuan di bidang yang berbeda-beda pula. Design Sprint yang seperti itu mampu menciptakan pengalaman kerja yang memuaskan. Hal ini di karenakan Anda dapat memacu kreativitas, memacu orang-orang untuk berpikir di luar kebiasaan mereka atau “out of the box” dan membandingkan semua perspektif unik yang ada. Semacam sesi brainstorming yang lebih efektif dibandingkan dengan yang dilakukan secara terpisah sendiri-sendiri (setiap lembaga atau departemen masing-masing). Di samping itu, Design Sprint dapat menghindarkan Anda dari kejenuhan rutinitas karena ide-ide yang muncul kerap kali mengejutkan atau “fresh”. Terakhir, ini adalah cara yang demokratis dalam proses pembangunan bisnis Anda karena semua orang dapat turut bersuara.

*Menunjukkan Penghargaan Pada User/ Customer*

Sekarang, ada banyak perusahaan atau pebisnis yang merendahkan nilai dari klien atau customer. Mereka mengabaikan pentingnya user-centered. Maksud dari user-centered adalah mengutamakan kebutuhan dan keinginan klien atau pengguna dari jasa maupun produk Anda. Mereka menganggap keluhan atau kendala dari satu atau dua pelanggan tidak berarti atau diabaikan begitu saja karena customer lainnya tidak mengeluhkan hal tersebut. Kejadian-kejadian seperti ini bila berlangsung terus-menerus akan tanpa disadari mengancam bisnis Anda. Dengan adanya Design Sprint ini, Anda melatih diri Anda untuk melihat dari kaca mata klien atau user . Bagaimanapun juga, customer adalah penentu kesuksesan bisnis Anda. Ulasan produk yang negatif bisa saja Anda hapus atau tidak tampilkan di product page, namun mereka bisa saja kesal dan menyebarkan beerita betapa buruknya bagaimana perusahaan Anda memperlakukan mereka dan penjualan Anda jadi menurun karenanya.

*Simpulan*

Melalui artikel ini, Anda telah mendapatkan informasi yang cukup lengkap mengenai Design Sprint. Kami tidak hanya mendefinisikan apa itu Design Sprint, tetapi kami juga memaparkan apa saja keuntungannya dan bagaimana cara kerjanya bagi Anda yang ingin mengembangkan usaha Anda. Jika Anda ingin mengerjakannya dengan sebuah modul resmi Google, Anda dapat mengunjungi halaman website Design Sprint Kit Google . Anda juga dapat melihat-lihat bagaimana berbagai perusahaan atau organisasi ternama melaksanakan Design Sprint mereka hingga berhasil, pada website Sprint Story . Anda akan menemukan inspirasi dan motivasi yang bisa memacu kesuksesan Design Sprint Anda sendiri. Metode ini memang sangat cocok dilakukan oleh para pebisnis yang baru saja memulai dan mengembangkan perusahaannya, semacam startup. Hal tersebut dikarenakan jumlah SDM yang cenderung sedikit dan cara berpikir atau mindset yang cenderung terbuka pada perusahaan rintisan. Metode ini bisa jadi strategi bisnis yang sangat berguna bagi startup. Jangan lewatkan artikel kami lainnya yang dapat membantu startup Anda sukses, kami sempat membuat artikel mengenai cara membentuk teamwork yang produktif bagi startup dan menjelaskan alasan mengapa banyak startup yang gagal.

Semoga membantu!


REZEKI YANG TIDAK DISADARI

22.48 0 Comments A+ a-



Dulu, saya mengira sholat dhuha, sholat tahajjud, membaca Al Qur'an dan membaca zikir itu dapat menjadi penyebab terbukanya pintu rezeki (dapat kekayaan harta).

Padahal justru ibadah-ibadah itu sndiri adalah rezeki.

Karena yg saya pahami bahwa rezeki itu adalah berwujud uang, gaji yg besar, banyak order , banyak job, urusan kerjaan lancar, banyak tabungan di bank, punya banyak aset, seperti kendaraan, properti disana-sini

Intinya rezeki itu adalah: "HARTA"

Namun setelah mencari tahu lebih dalam tentang apa makna rezeki dalam Islam, ternyata saya salah besar

Bahwa ternyata, langkah kaki yang dimudahkan untuk hadir ke majelis ilmu, itu adalah rezeki.

Langkah kaki yg dimudahkan untuk shalat berjamaah di masjid adalah rezeki.

Hati yg Allah jaga jauh dari sifat iri hati, dengki, dan kebencian, adalah rezeki.

Punya temen yang sholeh dan saling mengingatkan dalam kebaikan, itu juga rezeki.

Saat keadaan sulit serta penuh keterbatasanpun itu juga rezeki, karena mungkin jika kita dalam keadaan sebaliknya justru akan membuat kita condong bersikap kufur, sombong, angkuh dan bisa lupa diri.

Punya orang tua yang sakit-sakitan, ternyata itu adalah rezeki, karena itu merupakan ladang amal pembuka pintu surga bila kita tulus Ikhlas mengurusnya.

Tubuh yang sehat adalah rezeki.
Bahkan saat diuji dengan sakit, itu juga bentuk lain dari rezeki karena sakit adalah penggugur dosa.

Dan mungkin akan ada jutaan list lainnya bentuk2 rezeki yang kita tidak sadari.

Suami istri dan anak2 sehat itu rezeki, anak-anak dapat bersekolah lancar itu rezeki.

Hidup rukun sama tetangga itu juga rezeki.

Bahkan bila Anda mendapatkan kiriman kajian tausiah keagamaan yg mengajak dan mengingatkan tentang kebajikan, itu juga rezeki, karena Anda akan mendapatkan ilmu darinya.

Justru yang harus kita waspadai adalah ketika hidup kita serba berkecukupan, penuh dengan kemudahan dan kesenangan, padahal begitu banyak hak Allah yang belum mampu atau tidak kita tunaikan.

Astaghfirullah

ۚ ﻭَﻣَﺎ ٱﻟْﺤَﻴَﻮٰﺓُ ٱﻟﺪُّﻧْﻴَﺎٓ ﺇِﻻَّ ﻣَﺘَٰﻊُ ٱﻟْﻐُﺮُﻭﺭِ

"Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu" (Al-Hadid - 57:20)

Semoga bermanfaat.

15 Rules of Negotiation

21.23 0 Comments A+ a-

**
by Peter Barron Stark

Negotiation is a process that can be learned.

By following the 15 rules outlined here–and practicing, practicing, practicing–you can perfect your skills at negotiating deals in which everyone wins:

1. Remember, everything is negotiable.
Don’t narrow a negotiation down to just one issue. Develop as many issues or negotiable deal points as you can and then juggle in additional deal points if you and the other party lock onto one issue.

2. Crystallize your vision of the outcome.
The counterpart who can visualize the end result will most likely be the one who guides the negotiation.

3. Prepare in advance.
 Information is power. Obtain as much information as possible beforehand to make sure you understand the value of what you are negotiating. Remember, very few negotiations begin when the counterparts arrive at the table.

4. Ask questions.
 Clarify information you do not understand. Determine both the implicit and explicit needs of your counterpart.

5. Listen.
 When you do a good job listening, you not only gain new ideas for creating win/win outcomes but also make your counterpart feel cared for and valued. This also allows you to find out what the other party wants. If you assume that his or her wants and needs are the same as yours, you will have the attitude that only one of you can “win” the negotiation.

6. Set a goal for each deal point.
 Define your minimum level of acceptance for each goal. If you aren’t clear on your goals, you will end up reacting to the propositions of your counterpart.

7. Aim your aspirations high.
 Your aspirations will likely be the single most important factor in determining the outcome of the negotiation. You can aim high just as easily as you can aim low.

8. Develop options and strategies.
 Successful people are those who have the greatest number of viable alternatives. Similarly, successful negotiators are those who have the most strategies they can use to turn their options into reality.

9. Think like a dolphin.
 The dolphin is the only mammal who can swim in a sea of sharks or in a sea of carp. Dolphins are able to adapt their strategies and behaviors to their counterparts. Remember, even when negotiating with a shark, you have an option–you can walk away!

10. Be honest and fair.
 In life, what goes around comes around. The goal in creating win/win outcomes is to have both counterparts feel that their needs and goals have been met, so that they will be willing to come back to the table and negotiate again. An atmosphere of trust reduces the time required to create win/win outcomes.

11. Never accept the first offer.
 Often, the other party will make an offer that he or she thinks you will refuse just to see how firm you are on key issues. Chances are, if you don’t have to fight a little for what you want, you won’t get the best deal.

12. Deal from strength if you can.
 If that’s not possible, at least create the appearance of strength. If the other party thinks you have no reason to compromise in your demands, he or she is less likely to ask you to.

13. Find out what the other party wants. Concede slowly, and call a concession a concession. Giving in too easily tells the other party that you will probably be open to accepting even more concessions.

14. Be cooperative and friendly.
 Avoid being abrasive or combative, which often breaks down negotiations.

15. Use the power of competition.
 Someone who thinks it’s necessary to compete for your business may be willing to give away more than he or she originally intended. Sometimes just the threat of competition is enough to encourage concessions.

POKER FACE DAN KETEGASAN

21.46 0 Comments A+ a-



Memenuhi undangan RUPS di kantor di bilangan gatot subroto saya bertemu dengan mitra lama saya yang menyambut di ruang kerjanya sambil bercerita khas gaya aslinya yg lugas dan terbuka.

Wiek..orang pribumi banyak yang kiasu! Kata ci mei lin kepada saya saat itu.

Waduh, sadis banget tuh kata-kata cie, kata saya pada mitra bisnis saya cie cie ( kakak) lay mei lin. Seorang ibu chiness totok yang telah berbisnis dengan saya lebih dari 15 tahun. Cie..ati2 ngomong begitu, didenger orang bisa berabe.

Cie mei lin hanya tersenyum, karakternya yang terbuka blak-blakan membuat iya bisa di katakan pengusaha tangguh. Khan gw ngomong hanya di depan lu,jawabnya melanjutkan pernyataannya.

Lah.. tapi yang gw omongin khan emang fakta dari perilaku pegawai gw, mereka banyak yang mau dapet duit gede tapi ngak mau kerja keras, mau seneng tapi ngak mau prihatin, mau kaya tapi ngak mau usaha. Minta mulu, menuntut terus dan itu arti kata KIASU! Bahasa chiness yang sering di ucapkan oleh china Singapore menunjukan sifat perilaku orang dengan karakter malas seperti tadi.

Terus ada lagi nih..yang namanya poker face alias menjaga mimic muka bener-bener ngak bisa main, mereka semua jelek sekali kalau sudah melakukan negosiasi atau duduk didepan pelangga, buyer atau seller. Wajah mereka mudah terbaca. Ini gawat, asli..dalam bisnis atau dalam mencari duit membuat mereka mudah di kerjain, mudah di tipu, mudah di gocek.

Gampang banget jadi korban, nah kalo mereka pegawai gw khan repot..cie melin mencoba menjelaskan dari sisi lain.
Loe bayangin ya wiek…beberapa bulan lalu perusahaan gw Global Trading co( tidak bermitra dengan saya) mau beli pabrik milik china kota yang sudah tua, empek lah.

Dia mau jual semua asset pabrik berserta bisnisnya. Kami semua sudah menghitung secara teliti, kalau pabrik itu di jual harga berkisar Rp 7 M, kami berani bayar. Lalu untuk menghormati si engkoh yang punya pabrik, gw beserta team datang ke pabriknya di cakung.
\
Sampai sana sudah di siapkan ruangan yang kami bisa bernegosiasi. Dan mereka pinter posisinya kami dan mereka sengaja di hadapan sejajar. Ini posisi serupa dengan orang kalau lagi main cap sa atau kartu. Mereka ber 3 gw ber 5. 2 orang manajer gw adalah pribumi, sudah 3 tahun lebih sama gw tapi baru kali ini gw dudukin sejajar. Biasanya mereka duduk di belakang ngak sejajar namun gw merasa kali ini mereka harus gw sejajarkan.

Gw buka bicara pertama-tama dan gw menunjukan bahwa data keuangan dan produksi ngak terlalu baik kondisi sekarang di pabrik ini setelh kami pelajari jadi mohon dia membuka harga berapa mau lepas.

Lalu si engkoh langsung ambil alih pembicaraan, menurrutnya agar cepat dan ngak basa-basi dan itu gaya cina banget. Dia langsung bilang, you sudah lihat dan sudah pelajari smeua I punya pabrik sekarang I langsung aja kasih you harga, semua Rp 7M.

Gw dan 2 anak bah gw biasa aja mendengar harga yang keluar yang sudah sesuai dengan rencana kita diawal. Nah gw perhatiin tuh dua staff gw mukanya berubah, menjadi seneng, danitu terbaca dengan jelas. Gw aja bisa baca, apa lagi itu engkoh dalam jarak deket face to face begitu. Dia baca lah pastinya, bahwa harga Rp 7M yang dia tawarkan kemurahan!

Ini yang gw sayangkan. Ini yang menurut gw banyak pribumi ngak punya poker face kemahiran menjaga mimic muka. Gw kesel banget melihat perilaku itu. Ini bisnis, ini peluang, ini hal yangbisa membuat gw dan staff beserta keluarga bisa melangsungkan kehidupan, bisa bayar pajak bisa terus menghasilkan keuntungan yang semua balik ke kami. Gara-gara hal kecil ini peluang hilang.

Ini bukan kali pertama, ini yang kedua. Memang bukan mereka pelakukan. Dan lu tau apa yang terjadi setelah mimic mereka terbaca oleh tu engkoh. Si engkoh tua bangkotan itu jago dagang, jago bisnis dia tau kemurahan lalu dengan tenag dia bilang. Itu belum termasuk harga izin-izin dan kontrak dagang yang kita masih punya untuk 2 tahun ke depan dari I punya pelanggan lama. Nilai kontrak bisa kasih you untung 2 M setahunnya. Gw minta itu di itung di muka.

Wiek, gw tau banget tadinya dia (pemilik pabrik) sudah m

ati angin alias pasrah . gw tau banget wajah dan mimic orang yang sudah pengen cepet-cepet keluar dari keadaan sekarang. Pengen cepet ganti mainan, tau banget lagak dan gayanya. Dan si engkoh sudah begitu posisi dan kondisinya. Dan semua gerakan wajah mendadak menjadi berubah, gaya badanya dan menatapnya jadi garang, jadi kayak si engkoh jaman muda dulu kali ya. Mendadak tekanan suaranya, menjadi mantap dan posisi duduknya menjadi yakin akan mendapatkan penawaran lebih alias naik dari tawaran awal.

Gw tetap harus tenang. Walau di hati gw kesel banget sama perilaku staff gw tadi. Buyar sudah mau membeli pabrik plastic harga murah seperti yang sudah di bayangkan dan di kalkulasi sebelumnya. Ya gw juga ngak mau kalah posture gw bilang harga engkoh ketinggian, kami mundur. Tanpa tawaran lagi. Gw tahu dari gelagatnya kalau dia minta gw menawar tapi ngak begitu strategi dagang. Gw mundur. Gw selesaiin masalah internal gw dulu, yaitu staff gw yang dua orang ini.

Di mobil gw ngomong dengan mereka panjang lebar. Gw kasih tau dimana kesalahan mereka dan mereka harus belajar untuk masa depan mereka, untuk bekal mereka sendiri suatu hari nanti dimanapun mereka akan inget pelajaran ini. Inget kalimatnya dimanapun mereka berada nanti, kenapa…mereka gw keluarkan dengan terhormat. Gw bukan beri mereka pelajaran manajemen tapi gw kasih pesangon 5 kali lipat aturan depnaker. Bagi gw bukan masalah duit tapi ada sebuah pelajaran yang seluruh pegawai dalam organisasi gw harus tau jika mau terus bersama gw. Utamakan profit dan keluraga didalam perusahaan.

Gw memegang teguh pejaran dari engkoh-engkoh gw dulu yang datang merantau dari negeri china dari provinsi sechuan. Gw adalah generasi ke 4. Kakek buyut gw datang ke indoensia tahun 1800an dan bahkan kakek dari ibu gw dapet bintang gerilya di beri sukarno karena seluruh hartanya di berikan untuk pejuang kemerdekaan, dulu engkoh gw tinggal di daerah pelabuhan sunda kelapa.

Pelajaran yang selalu di dongengkan kalau lagi xin chia an adalah cerita tsun zu. Salah satunya adalah ketika jenderal tsun zu muda baru jadi panglima dia dipanggil raja. Raja memerintahkan tsun zu untuk membuktikan kepandainya sebagai pemimpin panglima perang. Raja memerintahkan tsun zu untuk mengatur ke 20 selirnya baris berbaris.

Maka, menjalankan perintah raja, tsun zu dengan tegas mengatur ke 20 selir raja tersebut. hadap kanan graak!. Yang ada bukannya baris menuruti perintah jendral tetapi tertawa cekikikan lah semua selir2 tersebut. begitu pun pada perintah selanjutany tsun zu memberikan contoh bagaimana seharus nya seseorang melakukan gerakan hadap kiri atau kanan. Setelah memberi contoh, tsun zu mulai lagi dengan aba-abanya, pasukan hadap kiri graak. Kebali ketawa dan cekikikan memenuhi ruangan.

Raja memperhatikan dengan seksama apa yang akan tsun zu lakukan. Tsun zu tetap diam di depan barisan. Dan memalingkan wajahnya ke pada raja.

Tsun zu bertanya, apa saja yang boleh dia lakukan untuk mengatur pasukan selir ini. Maka sang raja berkata, anda boleh melakukan apapun demi taatnya dan rapihnya pasukan. Tsun zu mohon di informasi mana selir raja, 2 orang yang paling raja suka.

Maka sang raja menyebutkan 2 nama. Lalu nama itu di panggil tsun zu kedepan. Kepada masing-masing selir ke sukaan raja di beri pasukan, masing2 sembilan orang. Maka terbagi lah dua pasukan tersebut.

Lalu tsun zu memerintahkan kepada kedua slir kesukaan raja tersebut. perintah kan kepada pasukan kalian masing2, untuk menghadap kekanan.

Sang selir masing-masing berjalan kehadapan pasukannya dan berkata, pasukan hadap kiri graaak!..meledak ketawa para selir tersbut lebih parah lagi dari sebelumnya. Bahkan ada yang terguling-guling karena lucu, menurut selir tersbut pastinya. Raja tersu memperhatikan apa yang jendral tsun zu akan lakukan. ‘

Tak lama, tsun zu menghadap raja. Mohon petunjuk apa saja dan limitnya apa untuk tsun zu bisa mengatur pasukan. Raja sekali lagi berkata, apapun boleh asalkan semua menjadi taat dan rapih sesuai dengan permintaan raja bahwa tsun zu adalah jendral yang di taati pasukan dan raja ingin membuktikan langsu

ng.

Lalu tsun zu memanggil ke dua permaisuri kesukaan raja. Mereka berdiri di depan tsun zu dan dengan dua tebasan leher kedua selir tersebut di penggalnya. Lalu dengan lantang tsun zu berkata, pasukan, hadap kanan graaak!!!. Ke 18 selir tersebut langsung melksanakan perintah dengan tegap, taat dan rapih tanpa satupun salah.

Moral of the storynya atau intisari dari cerita tersebut itulah yang ci MRI lin hendak katakankepada saya. hari ini kita RUPS kebetulan semua anak usaha juga gw panggil. Termasuk lu wiek. Disini kita mengadakan perpisahan dengan kedua pegawai gw tersebut yang telah berbakti selama 3 tahun.

Banyak pelajaran yang mereka dapati tentunya dari peristiwa peristiwa terjadi selama ini. Salah satu juga tujuannya mengapa smeua harus hadir untuk memahami bahwa dua orang ini bukan looser atau pecundang. Mereka pemenang, mereka pahlawan yang karena mereka, seluruh oragnisasi kita, anak usaha kita menjadi lebih baik, lebih taat dan lebih rapih, team work nya menjadi baik lagi. Pesangon yang di berikan kepada mereka sangat layak.

Saya masih ingat acara tersebut di awali dengan cerita singkat dari ibu mei lin lalu serah terima pekerjaan secara simbolis kepada manajer baru. dan kedua orang staff manajer tersebut masing-masing berpidato mengucapkan kalimat perpisahan. Dan bagi saya pidato mereka sangat menyentuh karena mereka sadar dan mendapatkan banyak pelajaran dari ketegasan ibu mei lin. Kemudian mereka semua saling berpelukan, dan banyak air mata tumpah disana dengan ucapan yang baik-baik keluar dari rekan-rekan sejawat.

Banyak diam saya kala itu, bagi saya sendiri, setiap peristiwa yang menghampiri diri saya adalah bukan hal yang tidak disengaja atau ujug-ujug. Saya yakin semua ada hikmahnya untuk saya ambil pelajaran, lalu diambil yang menurut saya cocok dan pas buat saya. itulah menurut saya banyak hal yang selalu saya syukuri dimana Allah selalu memberikan saya banyak peristiwa yang bisa saya ambil untuk bekal pelajaran saya, termasuk bermitra dengan mei lin dan mendapat ilmunya. Bahkan saya yakin, sahabat yang membaca tulisan inipun pasti bukan hal yang tidak disengaja, ini pasti rencana Tuhan. #peace

***
*NN

SOS...Slower Older Smarter

08.51 0 Comments A+ a-


Pesawat Airbus 330 sedang dalam perjalanan melintasi Atlantik. Ia terbang secara konsisten pada kecepatan 800 km / jam pada ketinggian 30.000 kaki, ketika tiba-tiba sebuah Eurofighter dengan kecepatan Mach 2 muncul. Pilot jet tempur ini kemudian melambat, terbang mensejajari Airbus dan menyapa pilot pesawat penumpang dengan radio: "Hallo Airbus, Apa kabar? Tampaknya penerbanganmu agak membosankan ya? Coba lihat atraksi saya!"

Dia lalu memutar jetnya dengan berbalik ke atas, meningkatkan kecepatan menerobos kecepatan suara, naik dengan cepat ke ketinggian yang membuat kepala pusing, lalu menukik turun ke permukaan laut dengan gaya penyelaman yang menakjubkan. Dia kembali ke samping Airbus dan bertanya, "Hai, bagaimana atraksiku?"

Pilot Boeing menjawab: "Sangat mengesankan, tetapi sekarang coba lihat atraksi saya. "
Pilot jet memperhatikan Airbus tsb, tetapi tidak ada yang terjadi. Pesawat itu tetap terbang dengan kepala lurus, dengan kecepatan membosankan yang sama. Setelah lima menit, pilot Airbus berbicara melalui radio, "Nah, bagaimana pendapatmu?" Pilot jet bertanya bingung: "Apa sih yang sudah kamu lakukan?"

Pilot Airbus tertawa dan berkata, "Saya bangkit dari kursi saya, merentangkan kaki, pergi ke belakang pesawat ke kamar mandi, membuat secangkir kopi dan mengudap kue kayu manis. Selanjutnya saya akan bersantai selama tiga malam berikutnya di sebuah Hotel bintang 5, yang dibayar oleh majikan saya."

Moral dari cerita ini adalah:

Ketika Anda masih muda, kecepatan dan adrenalin tampak keren. Tetapi seiring dengan bertambahnya usia maka yang keren adalah jika Anda semakin bijaksana, merasa nyaman dengan usia Anda, dan penuh kedamaian dalam hati. Ini yang disebut S.O.S .: Slower (Lebih Lambat), Older (Lebih Tua), Smarter (Lebih Cerdas).

Didedikasikan untuk para oldies pensiunan, baik yang rela mau pun yang tidak rela, untuk memahami bahwa sebenarnya tidak ada yang baru di bawah matahari atau tidak ada lagi yang perlu kita buktikan. Be cool with your age and condition.

Saat ini yang penting bukanlah bagaimana dunia melihat atau memahami Anda tetapi bagaimana memperoleh kedamaian dalam diri kita. 

THE NEW ROLES OF a LEADER

22.32 0 Comments A+ a-

THE NEW ROLES OF a LEADER
(Peran baru seorang leader)


Pak Dhani adalah seorang Marketing Head di sebuah perusahaan swasta besar di Jakarta. Dia baru direkrut di perusahaan  tersebut 6 bulan yang lalu. Dia mempunyai misi yang sangat keren. Transformasi marketing campaign mereka ke dunia digital.
Dan Pak Dhani memang berpengalaman dalam hal itu di perusahaan perusahaan lain. Makanya CEO pun tertarik dan merekrut Pak Dhani ke perusahaan itu. So far, so good!

Sayangnya setelah 6 bulan di posisi itu, Pak Dhani menghadapi challenge yang besar:
- Anak-anak buahnya menunjukkan resistence yang tinggi untuk berubah, karena mereka sudah terbiasa dengan cara lama
- Finance team memperketat budgetnya karena kondisi bisnis yang susah
- Kolega (peers) pak Dhani yang mulai sinis karena pak Dhani belum juga menunjukkan hasil yang nyata
- CEO yang terus menerus menyampaikan harapannya yang semakin tinggi

Pak Dhani pun seperti terjepit di tengah tengah itu.
Dia  bahkan bilang,"Selama 6 bulan ini, sampai dia baca buku-buku leadership lagi. Dan saya pelajari dan saya praktekkan ... tidak berhasil juga"
"Saya bingung pak, bahkan head hunter sudah mencium hal ini, dan mereka mulai menawarkan pekerjaan lain ke saya? Apakah saya harus mulai mencari pekerjaan baru pak?" tanyanya penuh harap, sambil mengusap rambutnya yang agak kucel dan mukanya yang kusut.

Dan saya pun mulai membahas hal ini dengan Pak Dhani.
Pertama-tama, Pak Dhani harus menyadari bahwa proses ini normal. Bahwa pada awal akan banyak yang tidak mau bekerja sama, memang semua perubahan berjalan seperti itu.
Tidak ada perubahan yang berjalan mulus tanpa challenge.

Karena semua perubahan itu, untuk mencapai objective nya akan membuat semua orang :
- bekerja lebih keras (atau lebih banyak)
- mengerjakan hal yang baru (yang belum pernah mereka lakukan)
- mempelajari hal baru (yang belum pernah mereka kuasai)
- berhubungan dengan orang-orang baru (yang belum pernah mereka kenal)

Semuanya akan membuat mereka keluar dari kenyamanan mereka. Dan wajar kalau banyak orang akan merasa tidak nyaman dengan hal itu. Jadi wajar kalau pada awal mereka semua akan menolak.
Saya sendiri sekarang menjadi HR Director , dan selama perjalanan karier saya banyak sekali perubahan yang pernah saya pimpin. Apakah ada yang berjalan mulus tanpa challenge sejak awal? Ya gak ada lah, gak mungkin!

Is it difficult? YES.
Is it impossible? No.
Apalah saya harus tetap keukeuh dan berusaha melakukan yang terbaik? Tentu saja!
Build your confidence!
You are what you  believe!
Kalau anda berpikir anda tidak bisa , ya anda akan gagal!
Kalau anda  berpikir anda akan bisa melakukannya, anda akan terus menerus berusaha, dengan berbagai macam cara, dan akhirnya akan berhasil!

Terus apa lagi yang harus dilakukan Pak Dhani?
Ini adalah 5 peran seorang leader yang harus dilakukan oleh pak Dhani ...

a) Catalyst

Seorang leader adalah seseorang yang mempercepat agar perubahan itu segera tercapai.

Caranya dengan :
- membayangkan apa yang harus mereka capai di masa depan
- memikirkan apa yang harus dilakukan
- segera mengimplementasi apa yang SEKARANG sudah bisa dilakukan sampai mendapatkan hasil yang nyata
- dan segera menginformasikan ke semua orang saat hasilnya itu sudah tercapai (tell everybody about the quick wins that you achieve)
Lakukan itu agar anda segera mendapatkan komitmen dari yang lain.
Grab your "low hanging" fruits.
Jangan terlalu lama berkutat di design dan concept. Impelemt. Execute. Act.
Dream Big, Start small, Act now!

b) Communicator

Seorang leader harus mempunyai kemampuan berkomunikasi.
Dan ingat kemampuan itu dua arah ya... Berarti bukan hanya kemampuan ngomong tetapi juga kemampuan mendengarkan (dan sebenarnya kemampuan mendengarkan akan lebih penting).
Ingat misi anda tidak akan pernah tercapai tanpa kerja sama yang positive dari tim anda dan dari kolega anda.
Jadi anda memang harus berani menyampaikan visi anda, kemudian mendengarkan masukan dan pendapat mereka, kemudian  bersama sama mendiskusikan bagaimana semuanya akan tetap mencapai tujuan tersebut dengan memperhatikan concern mereka dan masukan mereka.
It difficult? Yes. Tapi tanpa itu anda tidak akan pernah mencapai objective yang ditetapkan.

c) Connector

Seorang leader juga seseorang yang lihai menjalin network atau jaringan. Dia akan dikenal banyak orang, dan bila anak buahnya membutuhkan bantuan, leader akan membantu menyelesaikan masalahnya dengan bantuan jaringan yang dia punyai.
Dan ingat the first rule of networking: before you ask for help, you had help people before.
So to build the network what you need to do is to help, help, help, help and help. And may be one day you ask for help.

d) Change Executor

Punya visi dan objective itu bagus, tetapi tidak ada gunanya kalau tidak dilengkapi dengan implementasi dan eksekusi yang kuat.
Tugas anda sebagai leader adalah memastikan bahwa apapun yang sudah disepakati akan diimplementasikan sampai tuntas dan membawa hasil yang significant.
That's how leader bring values and credibility, by delivering results.

e) Coach

Finally, anda juga harus bersiap siap bahwa anak anda belum siap untuk menjalankan perubahan yang diinginkan perusahaan.
Dan ini bisa disebabkan karena mereka belum "mampu" (competence) atau belum "mau" (motivations). Dan anda harus  bersiap menangani hal ini.
Don't complain. This is why you are appointed as the leader.
Kalau semuanya sudah mampu dan mau, buat apa juga anda didatangkan sebagai leader?
Di sinilah anda punya tugas terakhir (dan terpenting) untuk melakukan coaching kepada mereka.
As leader your job will be to:
- motivate them so they will be willing to do the change
- develop them so they have the ability to do the change

And you can only do it by listening to them, understanding them, motivating them, develop them and reward them (in the right order).

Remember, THE FIVE NEW ROLES OF a LEADER

- Catalyst
- Communicator
- Connector
- Change Executor
- Coach



Pambudi S

Menyelesaikan Masalah Menjadi Seni Hidup yang Menyenangkan

02.58 0 Comments A+ a-


5 Hal ini perlu kita siapkan dalam memecahkan masalah secara baik dan tuntas

1. Kuasai Masalahnya
Kita bisa menyelesaikan masalah kita jika kita tau betul apa yang terjadi. Letak dimana _Masalah_ itu benar - benar berada adalah kunci kita bisa menggali jalan keluar yang tepat dan efektif.

2. Kuasai Pikiran Kita
Banyak orang bilang _"waduh, masalah ini sulit sekali rasanya untuk dipecahkan"_ dan sayangnya banyak leader dan orang berpengaruhpun sering mengutarakan hal itu. Percayalah itu akan menghabiskan _Energi Positif kita_ dan membuat pikiran kita menjadi berat karena kalah dengan kondisi yang kita alami.

3. Kuasai Peran Anda
Setiap kita memiliki peran dalam hidup ini. Peran tersebut tentunya berarti tanpa kita sadari sekalipun. Ketika masalah muncul maka _Pemahaman kita atas Peran kita_ menjadi sangat diperlukan karena kita menjadi tau benar fungsi dan tugas kita dalam penyelesaian masalah yang kita butuhkan.

4. Kuasai Tindakan Kita
Setiap masalah muncul seringkali kita bereaksi dengan _reaktif_ . Kita menjadi ingin melakukan apapun agar masalah segera tertangani dengan _cepat dan baik_ tetapi kita lupa menyadari bahwa _dengan kondisi panik kita cenderung melakukan banyak hal tanpa pemikiran matang dan bahkan terburu - buru_, percayalah itu membuat kita makin jauh dari penyelesaian masalah yang efektif.

5. Kuasai Penyelesaian Masalah yang kita temukan
Yang terakhir adalah ketika kita sudah benar - benar menemukan penyelesaian masalah kita, kita dituntut secara konsisten mampu menerapkan langkah demi langkah secara detil supaya kita fokus dalam penyelesaian masalah kita sehingga sistematis, efisien dan tepat sasaran.

Kuasai kelima hal ini akan membuat kita menjadi Pribadi yang luwes sekaligus tegas dengan setiap masalah yang menjadi Sahabat Bermain kita setiap waktu. Layaknya Sahabat, Masalah itu hadir untuk membuat kita makin matang dan dewasa dalam mengerti diri kita sendiri.



Fajar R

PARENTs as LEADERS

14.20 0 Comments A+ a-


(Peran Orang tua sebagai pemimpin)

Pada saat saya launching buku saya, tiba-tiba ada seorang peserta wanita yang bertanya,”Pak Pam , apakah teori kepemimpinan dalam bisnis bisa juga diterapkan dalam keluarga di mana orang tua harus memimpin anaknya?”
Pertanyaan keren ini diucapkan oleh Ibu Dita , yang pada hari itu memakai baju hijau tosca yang pas dengan hijab yang dipakainya.

Tentu saja bisa diterapkan. Karena memang tugas orang tua adalah memotivasi dan mengembangkan (developing) anak-anaknya (seperti halnya tugas leader untuk motivate and develop the talents in the company), dan tujuan akhirnya adalah tercapainya business objective (long term financial success) bagi perusahaan dan tercapainya career aspiration karyawannya.

Dan tentunya bagi keluarga juga sama bahwa tujuan kita mendidik anak-anak kita adalah agar anak-anak kita juga mencapai cita-cita mereka, mendapatkan pekerjaan dan karier yang bagus yang mereka inginkan, sehingga mereka juga bisa financially independent (seriously, masak kita mau anak-anak kita gangguin kita masalah keuangan selamanya?).
Which is the same concept dengan business and people leadership kan?

Terus bagaimana menerapkannya? Prinsip utama seorang leader adalah memindahkan fokus dari “performing by himself” menjadi “helping others to perform!”
Analogy nya adalah seperti memindahkan focus dari pemain bola (yang jago) menjadi pelatih sepakbola.
Dan ini berarti mengecilkan ukuran “EGO” yang kita miliki (dan ini sulit kan?).

Menjadi orang tua juga sama, bapak-bapak dan ibu-ibu.
Kalau dulunya anda selalu sibuk memikirkan tentang anda sendiri (karier anda, performance anda di pekerjaan, penampilan anda!) sekarang fokus anda berpindah kepada anak-anak anda (bagaimana mereka perform di sekolah mereka, bagaimana mereka mempunyai hobby yang positive, bagaimana mereka mengembangkan kreativitas mereka dan terutama bagaimana kita mendidik mereka untuk menjadi manusia berkarakter mulia!).


Orang tua mestinya mengerti bahwa ada saatnya mereka berhanti fokus dari pemain ke pelatih. Ada masa di mana mereka harus memusatkan fokus mereka pada mendidik anak-anak mereka, dan bukan hanya fokus pada pengembangan ego dan pengembangan karier mereka sendiri!
Berapa banyak orang tua yang karier nya sukses tetapi pendidikan anaknya berantakan ?
Ini adalah kegagalan mereka sebagai leader (dalam keluarga!)

Makanya saya sangat menghargai orang tua yang mampu menyeimbangkan pengembangan karier mereka dan masih juga focus pada bagaimana mereka mendidik anak-anak mereka!
Atau kepada ibu-ibu rumah tangga yang memilih untuk tidak bekerja dan ingin focus pada mendidik anak-anak mereka (asalkan benar-benar mendidik anak, dan bukannya arisan dan reuni SMA setiap hari :-)
Mereka itu mampu memindahkan fokus dari “performing by themselves” menjadi “helping others to perform”, dari “memikirkan prestasinya sendiri” menjadi “membantu anak-anaknya untuk berprestasi!”
Hebat! Dan itulah definisi dari seorang leader!
Berarti anak-anak yang prestasinya bagus itu sebagian  besar lahir dari orang tua yang leadershipnya sangat bagus!

Pertanyaan yang harus kita tanyakan apabila anak-anak kita tidak berprestasi, bukannya memarahi dan menanyakan mengapa mereka tidak berprestasi, tetapi adalah ... apakah kita leader yang baik yang mampu memotivasi dan men-develop mereka atau tidak? JLEB!

Terus bagaimana dong, untuk menjalankan tugas kita sebagai leader di keluarga kita agar mampu memotivasi dan men-develop anak-anak kita?

Coba kita ikuti kelima langkah di bawah ini ....

a) SPEND TIME WITH THEM (both QUANTITY and QUALITY)

Yang pertama adalah spending time dengan anak-anak anda. Usahakan anda benar benar melalui waktu yang berharga ini untuk menjalankan tugas anda sebagai orang tua (dan leader) yang baik.
Jangan bersembunyi di balik alasan “Yang penting quality time, bukan quantity!”, well it is stupid! You have to do both: quantity and quality time!

b) GIVE THEM GOOD EXAMPLES

Sebagai seorang leader, tentunya anda diharapkan menjadi role model dan contoh yang baik bagi anak anak anda.
Kalau anda mengharapkan anak anak anda rajin membaca, apakah anda juga rajin membaca buku? (jangan jangan anda nyuruh anak anak anda membaca, padahal anda sibuk di handphone anda membaca 12 WhatsApss group teman-teman anda di kampus dulu?).
Kalau anda menyuruh mereka rajin belajar, apakah anda juga masih sering belajar!
Berikanlah contoh dan teladan yang baik.
Jangan berkata,”Saya kan sudah belajar dulu waktu saya masih sekolah”
Well, sayangnya anak-anak anda gak punya mesin waktu (time-machine) yang bisa mengantarkan mereka ke masa silam yang membuat mereka bisa melihat betapa papa-mamanya rajin belajar (pada waktu itu).
Mereka membutuhkan contoh yang baik yang mereka bisa lihat, SEKARANG!!!

c) HELP THEM to CRAFT THEIR OWN DREAM (not YOURS)

Tanyakan pada mereka bidang apa yang mereka suka. Tanyakan pada mereka cita-cita mereka apa.
Ini akan lebih mudah untuk memotivasi mereka. Jangan memaksakan sebuah karier atau pekerjaan buat mereka karena apa yang anda suka.
Ini tentang mereka! Kehidupan mereka! Masa depan mereka! Biarkan mereka memilih masa depan mereka sendiri!

Kemudian, gambarkan kepada mereka betapa indah dan menyenangkan hidup mereka apabila mereka mencapai mimpi mereka (setelah bekerja keras untuk mencapainya!).
Ajak mereka bertemu atau berkenalan dengan orang-orang yang sudah sukses dan mencapai cita-citanya!
Motivasi mereka terus menerus, tanpa henti, tanpa lelah dan tanpa jenuh.
Kuncinya adalah pada keuletan anda, keukeuh, persistence and perserverance dalam memotivasi mereka.

d) DONT be AFFRAID to GIVE THEM FEEDBACKS both POSITIVE and NEGATIVE

Jangan takut, jangan segan, jangan ragu-ragu untuk memberikan feedback ke mereka.
Sampaikan pujian pada saat mereka benar benar melakukan sesuatu yang positive.
Tetapi juga sampaikan kiritikan (bukan kemarahan) pada saat mereka melakukan yang negative.
Tanyakan apakah kalau mereka terus menerus melakukan itu, apakah mereka akan bisa mencapai mimpi dan cita-cita mereka?

e) REWARD them for their EFFORT, consistently

Terakhir, jangan lupa untuk me-reward mereka, celebrate, dan memberikan hadiah kepada merek atas usaha dan kerja keras yang mereka lakukan, bukan hanya hasilnya, tapi terutama usaha dan kerja kerasnya!

Jadi ingat ya, sebagai leader yang baik di keluarga kita, yang (semoga) mampu memotivasi dan mendidik anak-anak kita, coba lakukan kelima hal ini .....
a) SPEND TIME WITH THEM (both QUANTITY and QUALITY)
b) GIVE THEM GOOD EXAMPLES
c) HELP THEM to CRAFT THEIR OWN DREAM (not YOURS)
d) DONT be AFFRAID to GIVE THEM FEEDBCKS both POSITIVE and NEGATIVE
e) REWARD them for their EFFORT, consistently



Pambudi Sunarsihanto

Everything need process

15.32 0 Comments A+ a-









Everything have start and there is not instant to get success. Everything have process and everything need time to get success. Don’t gave up and keep focus on goals. Keep on trying hard and get innovative to every chance. Believe it someday it will be get real.


Daya Rusak Kepemimpinan

21.32 0 Comments A+ a-

Ada orang yang tidak punya jabatan namun memiliki kemampuan mempengaruhi orang yang sangat besar, orang ini bisa disebut PEMIMPIN. Sementara ada orang yang mempunyai jabatan namun pengaruhnya lemah dan tidak punya kemampuan memimpin, orang ini tidak layak disebut pemimpin, ia hanya disebut PIMPINAN. Banyak perusahaan generasi kedua bangkrut karena para penggantinya hanya jadi pimpinan bukan pemimpin. Banyak instansi dan institusi amburadul karena yang punya jabatan hanya berperan sebagai pimpinan bukan pemimpin. Pimpinan ini memiliki daya rusak yang luar biasa. Bukan hanya berdampak buruk bagi orang-orang yang dipimpinnya tetapi juga merusak tatanan institusi yang dipimpinnya. Wibawa dan pengaruh intitusi yang dipimpin juga merosot tajam. Lawan, kompetitor dan institusi sejenis tidak lagi segan dan memiliki rasa hormat kepada institusi yang dikawal sang pimpinan. Kondisi ini akan melemahkan semangat, menurunkan daya juang, merusak kebanggaan, bahkan bisa memporak-porandakan tata nilai, value yang dibangun oleh para pendahulunya. Daya rusak pimpinan ini, melebihi daya rusak penyakit yang berbahaya. Kita membutuhkan banyak PEMIMPIN yang benar-benar MEMIMPIN agar tidak terjadi banyak kerusakan di muka bumi.


Sumber : Kubik

Be A Radically Open-minded Leaders

23.48 0 Comments A+ a-


Be A Radically Open-minded Leaders
—————————————————

Hari itu hari Sabtu siang, panas terik, kami sedang berada di kantor CIPD Singapore (Chartered Institute
of Personel and Development).

Sekitar 50-an peserta mendengarkan sharing session beberapa profesor, senior consultan dan praktisi dari berbagai industri.

Perhatian saya tertuju kepada Profesor Andreas Raharso, seorang profesor INSEAD yang hari itu ikut sharing session kepada kami.

Kami memanggilnya dengan akrab Om Andre.

Beliau hari itu sharing tentang trend terbaru di Industri 4.0 dan peran penting Artificial Intelligence
di dalamnya.

Tetap saja sebuah organisasi akan sangat tergantung pada leadernya.

Dan di sinilah leader harus benar benar mempunyai open mind.

Begitu banyak hal yang akan berubah, the world will be even more uncertain, volatile, complex and ambigue (remember VUCA?), well,  it will be VUCA at the extreme level.

Lihat saja trend yang misalnya terjadi
di dunia perhotelan.

Tadinya hotel-hotel terkotak-kotak dengan kategori bintang tiga,
empat dan lima

Kemudian Accor group dari
Perancis membuat kategori sendiri
(Formule 1, Ibis, Novotel, Sofitel)

Kemudian dunia perhotelan kembali digoyang oleh situs booking online

Selanjutnya disrupsi terjadi lagi dengan AirBnB

Eh, sekarang sudah ada Home Exchange di mana anda bisa liburan gratis di rumah orang lain di negara lain, asalkan anda bertukar rumah dengan mereka.

Kita melihat perubahan yang terus menerus terjadi.

Dan mempelajari masa lalu ternyata bukan jaminan bahwa anda atau organisasi anda akan sukses di masa depan.

Ini waktunya kita membuka mata dan pikiran kita selebar-lebarnya tentang trend yang akan terjadi di masa depan.

Stop learning about the past.

Stop solving the current problem.

Start to develop your organization to build the capability (and capacity) that they need in the future.

Di situlah pentingnya mempelajari consumer behavior, trend dan menganalisa data.

Be an open mind leader,
be an extremely open-mind leader,
be a radical open mind leader.


How to do that?

Profesor Andreas Raharso dari INSEAD merekomendasikan empat langkah di bawahan ini.

From Best Practices to Next Practices

Jangan lagi menganalisa apa yang dilakukan oleh perusahaan lain,
biasanya dikenal sebagai best practices atau external benchmark.

Stop doing that. Why?

Because best practices hanya mengajarkan kita tentang apa yang perusahaan lain lakukan di masa lalu

(dan sudah berhasil
diimplementasikan bertahun-tahun).

Ingat, apa yang berhasil mereka
lakukan di masa lalu , tidak akan menjawab tantangan di masa depan.

Stop learning best practices.

Start to experiment next practices:

Identify your potential challenges in the future

Prepare your organization for the future in term of capability and capacity

Experiment the next practices

You might fail or successfull, dont worry, learn from it, and improve again for the next “next practices”

From Fear to Brave

Memang masa depan itu penuh ketidakpastian.

Ibaratnya leader jaman dulu memimpin balapan mobil Paris Dakar, sudah jelas startnya di mana, finnishnya di mana dan jalur mana
yang harus dilalui.

Leader masa depan adalah memimpin pendakian ke puncak gunung tertinggi yang penuh berkabut tebal.

Jadi pada saat anak buahnya bertanya,
”Boss, ada apa di depan sana?”

Bossnya juga tidak tahu jawabannya
(kan penuh kabut).

Ingat VUCA? Volatile, Uncertain, Complexity and Ambigue.

Banyak yang ambigue dan banyak
yang tidak pasti.

Jadi wajar kalau anakbuahnya
gelisah dan ketakutan.

Leaders have to be able to ispire
people by providing role model
and good examples ....

It is true, it will be full of uncertainty
and anxiety.

But it is not a reason to scare.

We have to be brave.

We have to make decision based
on limited information that we have.

We have to experiment.

We have to dare to be successfull
or make mistakes.

Either way, we learn ,
we improve and we move on ...

From “Know-it-All” to “Learn-It-All”

Seperti kita diskusikan, dulu leader diharapkan untuk tahu semua, karena memang mereka expert di bidangnya.

Misalnya Sales Director adalah yang paling jagoan dalam bidang Sales.

HR Director adalah paling jagoan
dalam hidang HR.

Finance Director adalah paling jagoan dalam bidang Finance ...etc ...etc


But the world has change.
Fields of expertise are mixed together.

Seorang Finance Director juga
harus expert dalam bidang sales.

Seorang HR Director harus jago data analytics.

Seorang Marketing Director harus
jago digital and social media.

Terus kuncinya di mana dong?

Be open mind. Learn new things.

Jangan lagi berpikir “you-know-it-all”, harus ubah mindset ke “I-learn-them-all”.


The best idea adalah untuk duduk
di meeting yang anda tidak mengerti subjectnya dan menjadi

“orang yang paling bodoh
di ruangan itu”.

Duduk, diam, dengarkan, camkan, dan setelah meeting tanyakan dan pelajari.

Dengan menjadi orang yang paling bodoh di ruangan itu, anda akan
belajar banyak.

Phenomena yang tidak akan terjadi
pada saat anda merasa menjadi
yang paling pintar di ruangan itu.

From “We are under threats”
to “We-have-opportunities”


Memang masa depan penuh ketidakpastian, dan banyak yang
berpikir itu adalah ancaman.

Selama itu kita anggap ancaman,
kita akan terus menerus hidup dalam
negative mindset dan tidak akan berkembang.

Padahal di balik semua krisis
pasti ada kesempatan,
create your own opportunity
behind every crisis that you face!

Dengan mindset itu, a radical
open-minded leader can inspire
the people for a transformation
that they need in the future.

Stop learning about the past.

Stop solving the current problem.

Start to develop your organization
to build the capability (and capacity)
that they need in the future.

Dan untuk itu, coba kita terapkan
empat rekomendasi ini:

From Best Practices to Next Practices

From Fear to Brave

From “Know-it-All” to “Learn-It-All”

From “We are under threats”
to “We-have-opportunities”

Terimakasih Prof, atau kami memanggilnya dengan akrab Om Andre, for the insighfull learning of that day.